Pemilu terkadang memang bukan segalanya dalam dunia politik, tapi pemilu boleh jadi akan memberikan warna bagi negara kehidupan politik. Partisipasi rakyat pada pemilu akan sangat menentukan arah kepemimpinan politik ke depannya. KPU telah melansir Data Pemilih Tetap (DPT) 2024. Jumlahnya telah mencapai 204,8 juta pemilih. Sebanyak 66,8 juta pemilih atau 33,6 persen diantaranya generasi milenial dan 46,8 juta atau 22,85% dari Gen Z.
Data ini juga menggambarkan arah politik negara ke depan sangat amat ditentukan oleh kaum muda karena mendominasi jumlah pemilih, setara 56,46%. Corak pasar pasar politik seperti ini harus menjadi orientasi dari strategi canvasing dari para kandidat baik pemilihan legislatif ataupun pemilihan presiden. Berpaling dari pandangan mereka dalam memaknai politik. Tentu akan ditinggalkan oleh pemilihan mayoritas.
Oleh karena itu kaum milenial dak Gen z sangat penting kehadiran mereka dalam dunia politik. Kehadiran kaum Milenial dan Gen Z membuka jendela kehadiran politik ke dunia internet. Mereka mendapatkan asupan informasi dari sana dan telah menjadi bagian virtualitas ruang hidup politik.
Bergaul dengan kaula muda tentu tidak mudah. Karena mereka lebih suka mendiskusikan hobi dan gaya hidup yang viral di media sosial. Namun mereka juga ikut memperhatikan isu-isu kemerosotan ekologi, pelayan publik, dan berita aktual lainnya.
Anak muda sering menggunakan teknologi dan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan informasi, memobilisasi pendukung, dan mengomunikasikan pesan politik. Ini memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam diskusi politik lebih mudah daripada sebelumnya.
Untuk meraih hati milenial dan Gen Z jelas menjadi tantangan bagi semua kontestan pemilu. Karakter individual mereka menjadi tantangan besar bagi upaya peningkatan party id. Tantangan tampak ada di depan mata terutama PDIP perjuangan yang menampilkan ideologi dan garis perjuangan yang cenderung doktriner.
Anak muda cenderung lebih terbuka terhadap gagasan baru dan inovasi. Keterlibatan mereka dalam politik dapat membawa perspektif segar, ide-ide baru, dan pendekatan yang lebih progresif terhadap isu-isu politik dan sosial.
Namun, keterlibatan anak muda dalam politik juga dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti rendahnya partisipasi pemuda dalam pemilihan dan kurangnya representasi politik generasi muda. Namun, mereka juga memiliki peluang untuk membentuk masa depan politik negara mereka.
Pilihan cara Ganjar Pranowo yang inten bermain medsos, interaktif-solutif, namun gayeng, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan anak-anak muda di berbagai kesempatan patut terus dieskalasikan. Hendaknya para caleg dari PDI Perjuangan juga menempuh cara yang adaptif dengan gaya komunikasi anak muda.
“Saya ingat betul, periode 80-90 an PDI adalah partainya anak muda. Saat itu PDI dapat nomor tiga. Identik dengan salam metal, yang terkonotasi dengan genre musik rock yang sangat digandrungi oleh anak-anak muda masa itu.” Ujar said ketua DPP PDIP dilangsir detiknews.
Kini PDI Perjuangan juga mendapatkan nomor urut tiga. Namun kita patut merumuskan ulang jiwa muda masa kini agar kembali terasosiasikan dengan PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo. Sudah saatnya kita mengadaptasikan hal itu.
Keterlibatan generasi muda dalam proses politik dan pemerintahan. Ini mencakup partisipasi pemuda dalam pemilihan umum, gerakan sosial, kampanye politik, dan berbagai bentuk kegiatan politik lainnya.
Keterlibatan anak muda dalam politik dapat memberikan kontribusi berharga dalam membentuk arah dan masa depan suatu negara. Mereka memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dan membantu mendorong perubahan positif dalam masyarakat dan pemerintahan.