Bengkulu Selatan – Juru Bicara keluarga Paslon Nomor Urut 02, Medio Yulistio, menyampaikan pernyataan mengejutkan dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (21/4/25). Medio mengungkap adanya modus baru dalam pelaksanaan Pilkada yang dinilainya sangat berbahaya dan mengancam demokrasi.
Menurutnya, Pilkada yang seharusnya menjadi proses pergantian kepemimpinan secara damai dan konstitusional kini tercoreng oleh praktik-praktik tidak sehat yang berkembang dengan pola baru.
“Modus ini lebih berbahaya dari sekadar politik uang. Ia menyerang psikologis masyarakat, memanipulasi opini, dan bisa meruntuhkan kepercayaan publik dalam hitungan jam,” kata Medio.
Kasus di PSU Bengkulu Selatan 2025
Pernyataan ini merujuk pada kejadian dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Selatan tahun 2025. PSU ini digelar pasca putusan Mahkamah Konstitusi yang menganulir kemenangan Gusnan Mulyadi dan memerintahkan pemilihan ulang antara calon-calon yang baru ditetapkan.
Salah satu pasangan yang ikut dalam PSU adalah Paslon 02, Suryatati dan II Sumirat. Berdasarkan data sejumlah lembaga survei sebelum PSU, pasangan ini disebut memiliki elektabilitas tinggi, bahkan mencapai lebih dari 71%, didukung penuh oleh tokoh-tokoh seperti Gusnan Mulyadi, Agusrin M Najamudin, dan Dirwan Mahmud.