Jakarta, Alaku News – Kementerian ESDM telah menetapkan sebanyak 47 mineral dalam kelompok mineral kritis. 47 mineral tersebut tercatat dalam lampiran Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 296.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Penetapan Jenis Komoditas yang Tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis.
Adapun dalam Kepmen ESDM Nomor 296 Tahun 2023 tersebut, dinyatakan mineral kritis merupakan mineral yang mempunyai kegunaan penting untuk perekonomian nasional dan pertahanan keamanan negara yang memiliki potensi gangguan pasokan dan tidak memiliki pengganti yang layak.
Berikut 47 Mineral Kritis tersebut:
1. Aluminium
Alumunium adalah salah satu mineral kritis, yang merupakan unsur kimia dalam tabel periodik dengan simbol Al dan nomor atom 13. Ini adalah logam ringan, berwarna perak-putih, dan merupakan komponen penting dalam industri modern. Berikut adalah beberapa informasi tambahan tentang mineral alumunium:
- Bauksit (Bauxite): Bauksit adalah mineral utama yang digunakan untuk memperoleh alumunium. Bauksit adalah campuran oksida alumunium, seperti gibbsite, boehmite, dan diaspore, bersama dengan bijih besi dan beberapa mineral lainnya.
- Penambangan: Bauksit diekstraksi melalui proses penambangan dan pengolahan. Proses ini melibatkan pengeboran, peledakan, dan penggilingan bauksit untuk menghasilkan bijih alumunium yang dapat diekstraksi.
- Proses Ekstraksi: Proses ekstraksi alumunium melibatkan proses elektrolisis dari bijih alumunium yang telah diolah menjadi aluminium oksida (Al2O3). Proses ini melibatkan pemisahan oksigen dari alumunium melalui elektrolisis menggunakan larutan elektrolit kriolit pada sel elektrolisis.
- Kegunaan Alumunium: Alumunium digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk konstruksi bangunan, transportasi, kemasan, peralatan dapur, peralatan listrik, dan banyak lagi. Alumunium memiliki keunggulan sebagai logam ringan, tahan korosi, dan mudah untuk didaur ulang.
- Ketersediaan di Alam: Alumunium adalah salah satu unsur paling melimpah di kerak bumi, namun seringkali ditemukan dalam bentuk mineral yang mengandung oksida, seperti bauksit, dan membutuhkan proses ekstraksi yang kompleks untuk mendapatkan alumunium murni.
- Kawasan Penambangan: Bauksit, mineral utama yang digunakan untuk memperoleh alumunium, banyak ditemukan di negara-negara dengan iklim tropis atau subtropis, seperti Australia, Guinea, Brasil, dan Jamaika.
Alumunium adalah bahan penting dalam industri modern dan memiliki peran krusial dalam berbagai aplikasi, termasuk konstruksi, manufaktur, dan teknologi.
2. Antimoni
Antimoni adalah unsur kimia dalam tabel periodik dengan simbol Sb dan nomor atom 51. Meskipun secara teknis bukan mineral, antimoni umumnya ditemukan dalam berbagai mineral dan bijih yang mengandung senyawa antimon, yang merupakan senyawa kimia utama dari unsur ini. Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang mineral yang mengandung antimoni:
- Stibnit (Stibnite): Stibnit adalah mineral utama yang mengandung antimoni. Mineral ini adalah senyawa antimon sulfida (Sb2S3) dan merupakan sumber utama untuk ekstraksi antimoni.
- Valentinit (Valentinite): Valentinit adalah mineral yang mengandung antimoni dan merupakan senyawa oksida antimon (Sb2O3).
- Senyawa Antimon Lainnya: Selain Stibnit dan Valentinit, antimoni juga dapat ditemukan dalam mineral seperti senyawa sulfida lainnya, termasuk boulangerite, jamesonite, dan tetrahedrite.
- Kegunaan Antimoni: Antimoni memiliki berbagai kegunaan, termasuk dalam produksi baterai, bahan api untuk kaca, logam tahan panas, bahan kimia, dan pewarna. Baterai timah-antimoni adalah salah satu aplikasi utama antimoni dalam industri modern.
- Ketersediaan di Alam: Antimoni adalah unsur yang relatif jarang ditemukan dalam kerak bumi. Pemrosesan bijih yang mengandung antimoni adalah langkah utama untuk memperoleh logam antimoni.
- Kawasan Penambangan: Bijih antimoni ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Tiongkok, Rusia, Bolivia, Australia, dan Meksiko. Tiongkok adalah produsen utama antimoni global.
Penting untuk dicatat bahwa ekstraksi dan pengolahan antimoni memerlukan proses kimia khusus dan membutuhkan teknologi yang canggih untuk memisahkan dan mengolahnya menjadi produk yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri.
3. Barium
Barium adalah unsur kimia dalam tabel periodik dengan simbol Ba dan nomor atom 56. Secara alami, barium tidak ditemukan dalam bentuk murni di alam karena sifat-sifatnya yang reaktif. Namun, barium dapat ditemukan dalam berbagai mineral dan bijih. Berikut adalah beberapa mineral yang mengandung barium:
- Barit (Baryte): Barit adalah mineral yang paling umum mengandung barium. Barit adalah mineral sulfat (BaSO4) yang memiliki kepadatan tinggi dan digunakan dalam industri minyak, pengeboran sumur, dan sebagai bahan baku untuk menghasilkan barium dan senyawa barium lainnya.
- Witherit (Witherite): Witherit adalah mineral barium karbonat (BaCO3). Witherit cukup langka dan mengandung tingkat kepadatan yang lebih tinggi daripada barit.
- Celestit (Celestine): Celestit adalah mineral sulfat yang mengandung barium strontium (SrSO4), di mana barium merupakan komponen utama. Celestit memiliki warna biru sampai bening, dan merupakan sumber utama untuk ekstraksi barium.
- Benstonit (Benstonite): Benstonit adalah mineral karbonat barium dan kalsium (BaCa(CO3)2). Meskipun tidak seumum barit atau celestit, benstonit juga mengandung barium dan dapat ditemukan dalam deposit-deposit bijih tertentu.
- Alstonit (Alstonite): Alstonit adalah mineral yang mengandung barium, kalsium, dan timbal dalam campuran sulfida. Umumnya ditemukan bersama bijih timbal dan seng.
Kegunaan utama dari barium dan senyawa barium adalah dalam industri minyak, pencitraan medis (seperti pencitraan dengan menggunakan kontras barium), manufaktur keramik, kaca, dan pigmen. Barium juga digunakan dalam produksi baterai, bahan kimia, dan bahan tahan api.
Penting untuk diingat bahwa pengolahan bijih untuk memisahkan dan mengolah barium melalui proses kimia khusus untuk memproduksi bahan yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri.
4. Berilium
Berilium adalah unsur kimia dalam tabel periodik dengan simbol Be dan nomor atom 4. Sayangnya, berilium bukanlah mineral yang ditemukan secara bebas atau dalam mineral yang signifikan di alam. Berilium umumnya ditemukan sebagai unsur penyusun mineral, terutama dalam beberapa jenis mineral yang mengandung berilium.
Beberapa mineral yang mengandung berilium adalah:
- Beryl: Beryl adalah mineral yang mengandung berilium, aluminium, silikon, dan oksigen. Ini adalah mineral utama yang mengandung berilium. Beryl memiliki berbagai varietas yang memiliki warna yang berbeda, termasuk aquamarine (biru-hijau), heliodor (kuning), morganite (merah muda), emerald (hijau), dan goshenite (bening).
- Fenakite: Fenakite adalah mineral yang terdiri dari berilium, aluminium, dan silikon. Mineral ini jarang ditemukan dan sering kali berbentuk kristal transparan atau bening.
- Chrysoberyl: Chrysoberyl adalah mineral yang mengandung berilium, aluminium, dan berbagai unsur seperti oksigen, besi, dan titanium. Chrysoberyl memiliki varietas berwarna kuning-hijau hingga kuning-emas (cat’s eye) atau hijau biru (alexandrite).
Berilium memiliki kegunaan penting dalam industri, terutama dalam pembuatan paduan logam ringan dan kuat. Paduan berilium digunakan dalam manufaktur peralatan elektronik, pesawat terbang, roket, dan peralatan medis.
Penting untuk dicatat bahwa berilium memiliki sifat-sifat toksik, terutama dalam bentuk partikel debu atau uap, sehingga perlunya tindakan keamanan khusus selama penanganan, pemrosesan, dan penggunaannya sangat penting.
5. Besi
Besi juga adalah mineral kritis yang merupakan unsur kimia dalam tabel periodik dengan simbol Fe dan nomor atom 26. Ini adalah salah satu logam yang paling umum dan penting dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun besi itu sendiri bukan mineral, besi ditemukan dalam berbagai mineral dan bijih di alam. Berikut adalah beberapa mineral dan bijih yang mengandung besi:
- Hematit (Hematite): Hematit adalah salah satu mineral utama yang mengandung besi. Mineral ini merupakan senyawa oksida besi (Fe2O3) dan memiliki warna merah bata hingga hitam coklat, tergantung pada bentuk dan struktur kristalnya.
- Magnetit (Magnetite): Magnetit adalah mineral yang juga merupakan senyawa oksida besi (Fe3O4). Magnetit memiliki sifat magnetik dan sering memiliki warna hitam atau hitam besi.
- Limonit (Limonite): Limonit adalah mineral yang terdiri dari campuran berbagai oksida besi, hidroksida besi, dan goethit. Mineral ini sering memiliki warna kuning-coklat hingga hitam coklat.
- Siderit (Siderite): Siderit adalah mineral karbonat besi (FeCO3). Mineral ini memiliki warna yang bervariasi, termasuk coklat, coklat tua, atau kehijauan.
- Pyrit (Pyrite): Pyrit, juga dikenal sebagai “emas perak” atau “fool’s gold,” adalah mineral sulfida besi yang memiliki kilauan logam seperti emas. Meskipun sering dikaitkan dengan emas, pyrit bukanlah emas.
Besi adalah bahan dasar untuk banyak industri, termasuk konstruksi, manufaktur, industri otomotif, dan teknologi. Baja, yang adalah paduan besi, merupakan salah satu material konstruksi utama di dunia. Selain itu, besi juga digunakan dalam pembuatan alat, peralatan rumah tangga, kendaraan, dan banyak lagi.
Proses penambangan, pengolahan, dan penggunaan bijih besi membutuhkan teknologi dan metode khusus untuk memisahkan besi dari mineral-mineral lainnya dan menghasilkan besi murni yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri.