Jakarta, Alaku News – Survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan bahwa elektabilitas Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, mengalami penurunan tajam pasca deklarasi Anies dan Muhaimin Iskandar, yang sering disebut sebagai Cak Imin (AMIN). Penurunan ini muncul sebagai tantangan Elektabilitas Bacapres Anies Baswedan bagi koalisi tersebut, yang berupaya memperkuat posisinya dalam pertarungan politik menuju pemilihan presiden.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), salah satu partai pendukung Anies Baswedan dalam koalisi ini, telah merespons penurunan elektabilitas dengan langkah-langkah yang tegas. Ketua DPP PKB, Daniel Johan, menyampaikan bahwa partainya telah menginstruksikan para kader dan relawan untuk turun langsung menyapa masyarakat.
“Semua kader dan struktur sudah diinstruksikan untuk bersama-sama partai koalisi dan relawan membentuk posko-posko kemenangan dan bergerak door to door ke graasroot menyapa masyarakat langsung, sambil memperluas relawan dan dukungan rakyat,” ujar Daniel Johan kepada dilangsir detiknews.
Dalam menghadapi penurunan Elektabilitas Bacapres Anies Baswedan yang baru-baru ini diungkapkan oleh survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ketua DPP PKB, Daniel Johan, menegaskan pentingnya tetap rendah hati dalam merespons perubahan politik. “Kalau tinggi jangan besar kepala, kalau sebaliknya semakin dorong semangat,” katanya, menekankan pentingnya menjaga semangat dan dedikasi meskipun menghadapi hambatan.
Daniel Johan juga menyampaikan apresiasi terhadap aktivitas yang terjadi di lapangan. “Namun kita bersyukur karena geliat di lapangan sangat berbeda dengan hasil survei LSI ini, sambutan dan gairah di basis semakin kuat,” ujarnya, menggarisbawahi pentingnya melihat gambaran yang lebih luas di luar angka-angka survei.
Pada kesempatan itu, Daniel memohon doa dan dukungan masyarakat untuk kemenangan AMIN. Dia mengajak para kader partai koalisi dan relawan untuk bersatu dengan rakyat. “Kita minta seluruh kader partai koalisi dan relawan AMIN benar-benar menyatu dengan rakyat, terus bergandengan tangan dengan masyarakat dan sampaikan salam hormat dan program-program AMIN kepada masyarakat agar perjuangan ini menjadi perjuangan bersama,” tuturnya.
Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA baru-baru ini merilis hasil survei yang menunjukkan penurunan elektabilitas Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, setelah deklarasi Anies dan Muhaimin Iskandar, yang dikenal sebagai Cak Imin (AMIN). Hasil survei ini mencatat penurunan yang signifikan dalam popularitas Anies setelah pemilihannya memilih Cak Imin sebagai Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres).
Adjie Alfaraby, seorang peneliti dari LSI Denny JA, menjelaskan bahwa elektabilitas Anies Baswedan turun dari 19,7% pada bulan Agustus menjadi 14,5% pada bulan September. Penurunan ini sekitar 5,2% setelah Cak Imin dipilih sebagai Bacawapres.
“Anies elektabilitasnya justru turun pascadeklarasi, pascamemilih Cak Imin sebagai cawapres justru elektabilitas Anies menurun, dari Agustus 19,7% turun ke 14,5%, jadi turunnya kurang lebih 5,2% setelah Cak Imin dipilih cawapresnya Anies,” kata Adjie dalam pemaparannya pada Senin (2/10/2023).
Hasil survei ini mencerminkan dinamika politik yang berubah menjelang pemilihan presiden. Koalisi Perubahan, khususnya Anies Baswedan dan Cak Imin, diharapkan akan mengevaluasi strategi mereka untuk membalikkan tren penurunan elektabilitas ini dalam persiapan menuju pemilihan presiden. Kami akan terus memantau perkembangan politik dan elektoral yang berkaitan dengan pemilihan mendatang.
Kritik SBY Soal Pemimpin yang Tak Memegang Janji Pengaruhi Elektabilitas Anies
Hasil riset kualitatif yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan elektabilitas Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan. Menurut peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, terdapat dua faktor yang menjadi penyebab penurunan tersebut, dan salah satunya adalah kritik tajam yang dilontarkan oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait pemimpin yang tidak memegang janji.
Adjie Alfaraby menjelaskan temuan dari riset kualitatif ini, “Temuan kita mengonfirmasi bahwa memang terjadi penurunan, penurunan ini setelah kita teliti, setelah kita buat riset kualitatif yang kita kerjakan minimal memang ada 2 hal yang menjadi jawaban mengapa Anies cenderung menurun pasca deklarasi AMIN, pertama, kritik keras SBY soal pemimpin yang tidak memegang janji yang beredar luas.”
Pernyataan keras SBY ini muncul sebagai respons terhadap kabar duet Anies dan Muhaimin Iskandar saat itu. Kritik ini mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Anies Baswedan sebagai pemimpin yang dapat memenuhi janji-janjinya. Faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan elektabilitas Anies masih terus dipelajari dalam upaya untuk memahami dinamika politik yang tengah berkembang menjelang pemilihan presiden yang akan datang.