Kepulauan Mapia, Repoeblik – Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap kali bulan September tiba, warga Mapia selalu merasakan perubahan cuaca yang khas. Namun, tahun ini, Angin September terasa berbeda dari biasanya. Biasanya, memasuki bulan tua di penghujung tahun, hawa hujan nan lembab membuat kulit terasa lengket oleh saripati garam lautan Pasifik yang terangkat akibat terik matahari. Kadang kala, hujan deras bisa turun beberapa kali sehari meski dalam durasi singkat. Penghujung September ini menjadi waktu istimewa bagi anak-anak di SD Mapia.
Pada cuaca semacam ini, mereka tidak lagi was-was terguyur hujan saat belajar di kelas. Sebab, meski terlihat kokoh dari luar, bangunan SD Mapia sebenarnya telah rapuh. Atapnya pun sudah amburadul akibat lapuk. Dari dalam, langit-langit kelasnya pun sudah tidak lagi elok. Bisa dibayangkan, bila hujan turun, tetesan air akan menembus celah-celah genteng yang tidak lagi rapat. Ditambah lagi, ruangan itu tidak lagi dilengkapi pintu dan jendela, air hujan akan leluasa masuk dari berbagai arah.