“Sakaratul maut” adalah istilah dalam bahasa Arab yang mengacu pada proses mendekati kematian. Dalam Islam, istilah ini merujuk pada saat-saat menjelang kematian seseorang, di mana roh sedang berpisah dari tubuh fisik.
Dalam agama Islam, saat sakaratul maut dianggap sebagai momen yang sangat penting. Saat-saat ini diyakini sebagai kesempatan terakhir bagi seseorang untuk bertaubat, memohon ampun kepada Allah, dan merenungkan kehidupan serta amal perbuatannya. Beberapa tindakan yang disarankan selama sakaratul maut adalah membaca doa-doa khusus, seperti doa Taubah dan Kalimah Syahadah, serta memfokuskan pikiran pada amal baik yang pernah dilakukan selama hidup.
Selama sakaratul maut, seseorang mungkin mengalami berbagai pengalaman, seperti penglihatan atau perasaan yang dilaporkan oleh beberapa individu yang hampir meninggal. Dalam perspektif Islam, ini dianggap sebagai ujian dari Allah dan peluang bagi individu untuk memperbaiki hubungannya dengan Tuhan.
Harap diingat bahwa penjelasan di atas adalah berdasarkan pandangan dalam Islam. Pemahaman dan interpretasi dapat bervariasi di kalangan umat Islam dan dalam konteks budaya yang berbeda.
“Maut” adalah istilah yang merujuk pada kematian atau akhir dari kehidupan seseorang. Secara etimologis, istilah ini berasal dari bahasa Arab “مَوْت” yang memiliki arti yang sama. Kematian adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada semua makhluk hidup, termasuk manusia. Ini merupakan bagian tak terpisahkan dari siklus kehidupan di alam semesta ini.
Kematian bisa terjadi karena berbagai sebab, seperti penyakit, kecelakaan, usia tua, atau faktor-faktor lainnya. Karena sifat alamiahnya, kematian menjadi bagian integral dari pengalaman manusia. Berbagai budaya dan agama memiliki pandangan yang berbeda tentang kematian, kehidupan setelah kematian, dan cara menghadapi proses tersebut.
Dalam banyak budaya, kematian dianggap sebagai suatu peristiwa penting yang dapat membawa kesadaran akan nilai-nilai hidup dan memunculkan pertanyaan filosofis tentang arti dan tujuan eksistensi manusia. Kematian juga sering menjadi titik fokus dalam karya seni, sastra, agama, dan filosofi.
Penting untuk diingat bahwa penjelasan mengenai “maut” bukan hanya sekadar definisi kata, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam mengenai pandangan-pandangan budaya, agama, dan filosofi yang mengelilingi topik ini.
Doa meringankan sakaratul maut adalah doa yang diucapkan untuk memohon perlindungan dan kemudahan bagi seseorang ketika mendekati ajalnya. Meskipun versi panjangnya bisa bervariasi tergantung pada tradisi atau panduan agama tertentu, berikut adalah contoh doa yang cukup umum dalam Islam:
أَللّٰهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيْثُ، اهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ، وَسَدِّدْ لَنَا خَطَايَا، وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ. اَللّٰهُمَّ آمِيْنَ
Artinya: “Ya Allah, wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang Maha Berdiri Sendiri. Dengan rahmat-Mu kami meminta pertolongan. Tunjukkanlah kepada kami jalan-jalan keselamatan, luruskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan tolonglah kami melawan orang-orang kafir. Ya Allah, kabulkanlah doa kami. Amin.”
Doa ini memiliki tujuan untuk memohon perlindungan, pengampunan dosa, dan kemudahan dalam menghadapi sakaratul maut (proses kematian). Namun, perlu diingat bahwa variasi doa ini bisa berbeda-beda tergantung pada praktik dan kepercayaan masing-masing individu atau kelompok. Jika Anda mencari panduan lebih lanjut, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber yang diakui dan dihormati dalam agama Islam.
Selama sakaratul maut, keluarga dan teman-teman sering didorong untuk memberikan dukungan dan doa kepada individu yang sedang menghadapi kematian. Dianggap sangat penting bagi keluarga dan teman-teman untuk menjaga suasana yang tenang dan penuh penghormatan.
Penting untuk diingat bahwa interpretasi dan pengalaman sakaratul maut dapat berbeda di antara berbagai komunitas Muslim dan aliran kepercayaan. Meskipun ada elemen umum dalam pandangan ini, rincian dan tafsirannya bisa bervariasi.