Jakarta, Alaku News – Bank Indonesia (BI) mencatat data transaksi nonresiden di pasar keuangan domestik dalam rentang tanggal 9 hingga 12 Oktober 2023. Hasil pencatatan tersebut menunjukkan adanya jual neto sebesar Rp 4,32 triliun oleh nonresiden. Jual neto ini terbagi menjadi Rp 4,62 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), Rp 0,10 triliun di pasar saham, serta beli neto sebesar Rp 0,40 triliun di Sertifikat Bank Indonesia (SRBI).
Secara keseluruhan, transaksi nonresiden dalam pasar keuangan domestik selama tahun 2023 mencatat beli neto sebesar Rp 52,7 triliun di pasar SBN, jual neto sebesar Rp 7,08 triliun di pasar saham, dan beli neto sebesar Rp 9,21 triliun di SRBI. Data ini mencerminkan keterlibatan aktif nonresiden dalam instrumen keuangan di Indonesia, khususnya dalam pasar SBN dan SRBI.
Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam sebuah siaran pers yang dirilis pada Jumat, 13 Oktober 2023, seperti yang dilangsir detikfinance menyatakan, “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.” Pernyataan ini menegaskan komitmen BI dalam menjaga stabilitas dan mendukung perkembangan ekonomi Indonesia.
Pada akhir hari Kamis, 12 Oktober 2023, mata uang Rupiah ditutup pada level (bid) Rp 15.685 per Dolar AS. Pergerakan ini mencerminkan kondisi terkini pasar valuta asing di Indonesia.
Sementara itu, Yield Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun turun ke level 6,76%. Pergerakan yield SBN memiliki dampak yang signifikan pada pasar keuangan dan investasi, dan penurunan ini bisa mengindikasikan minat investor terhadap instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah.