3 orang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan ditangkap. Ketiganya diduga melakukan penodongan dan penembakan warga bernama Syaiful Ewa.
Ketiga anggota KKB berinisial LK (20), WK (20), dan AN (14) berhasil diamankan aparat saat sedang menggelar razia di Jalan Sosial, Distrik Dekai, Kabuparen Yahukimo yang diglar (11/8)
Konflik Bersenjata di Papua merujuk pada situasi konflik yang berlangsung di Provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia. Konflik ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), yang memiliki tujuan merdeka atau otonomi yang lebih besar untuk wilayah tersebut. Konflik ini telah berlangsung selama beberapa dekade dan melibatkan berbagai isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
“Tiga orang yang diamankan, diduga merupakan anggota KKB wilayah Yahukimo,” ujar Kepala Operasi (Kaops) Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani, dilansir detikSulsel, Sabtu (12/8/23)
Faizal menceritakan pada awalnya pelaku melakukan penodongan dan penembakan terhadap korban bernama Syaiful Ewa. Korban sempat kabur lalu melaporkan kejadian itu ke pihak polisi.
“Warga sipil bernama Syaiful Ewa berhasil selamat dari penodongan dan penembakan tersebut,” terangnya.
Aparat yang sedang melakukan razia langsung bergerak ketika menerima laporan korban. Saat itu juga 3 pelaku diamankan dengan membawa barang bukti berupa senjata api.
Selain senjata api laras pendek rakitan, polisi juga mengamankan barang bukti lainnya. Di antaranya sebilah sangkur, parang, dua tas noken, dua handphone, dan sebutir peluru kaliber 5.56 mm.
“Para pelaku dan barang bukti tersebut akan dilakukan investigasi lebih lanjut oleh aparat gabungan Satgas Damai Cartenz 2023 dan Polres Yahukimo,” pungkasnya.
Konflik Bersenjata di Papua mengacu pada situasi ketegangan dan kekerasan yang telah berlangsung di Provinsi Papua dan Papua Barat, wilayah yang terletak di ujung timur Indonesia. Konflik ini melibatkan beberapa pihak, termasuk pemerintah Indonesia, kelompok separatis yang dikenal sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), serta masyarakat dan kelompok lainnya di wilayah tersebut.
Konflik ini berakar dari sejarah yang kompleks dan bermacam-macam faktor, termasuk isu etnis, budaya, politik, dan ekonomi. Beberapa orang Papua merasa bahwa mereka tidak mendapatkan keadilan dan manfaat yang sama dengan wilayah lain di Indonesia. Mereka menuntut otonomi yang lebih besar atau bahkan kemerdekaan dari Indonesia.
Kelompok KKB adalah salah satu elemen dalam konflik ini. Mereka merupakan kelompok bersenjata yang secara terbuka mendukung kemerdekaan Papua dari Indonesia. KKB sering terlibat dalam serangan terhadap pasukan keamanan Indonesia, pemukiman penduduk, dan infrastruktur pemerintah. Mereka juga dilaporkan terlibat dalam kegiatan ilegal seperti perdagangan senjata, narkoba, dan illegal logging.
Pemerintah Indonesia, di sisi lain, melihat Papua sebagai bagian integral dari negara dan telah berusaha untuk mengatasi konflik ini dengan berbagai cara. Pemerintah telah meluncurkan program pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut, tetapi beberapa kelompok masyarakat merasa bahwa langkah-langkah tersebut tidak cukup untuk mengatasi masalah yang lebih dalam.
Penting untuk dicatat bahwa konflik ini adalah isu yang sensitif dan rumit. Banyak laporan dan sudut pandang yang berbeda tentang konflik ini. Beberapa organisasi internasional telah memantau situasi dan mengadvokasi hak asasi manusia di wilayah ini.
Situasi terus berkembang, dan upaya diplomasi, dialog, dan pembangunan tetap menjadi faktor-faktor yang berperan dalam mencari solusi jangka panjang untuk konflik ini.