Perubahan iklim, seperti El Nino, telah menyebabkan gangguan dalam produksi beras di berbagai daerah di Indonesia. Perubahan cuaca yang ekstrim dapat mengganggu hasil panen beras dan menyebabkan penurunan pasokan, yang kemudian berdampak pada kenaikan harga.
Selain kenaikan harga beras, Menteri Sri Mulyani juga mencatat bahwa inflasi pangan telah naik secara signifikan. Antara bulan Juni hingga September 2023, inflasi pangan mengalami kenaikan sebesar 3,6%. Ini merupakan lonjakan yang cukup besar jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, di mana inflasi pangan mendekati nol atau bahkan terjadi deflasi.
Dalam menghadapi kenaikan harga beras yang signifikan dan berbagai tantangan yang memengaruhi pasokan beras di dalam negeri, pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan ketersediaan beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui impor beras.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan dua kali penugasan impor beras kepada Perum Bulog pada tahun ini. Langkah ini bertujuan untuk memastikan tersedianya cadangan beras pemerintah (CBP) yang cukup, sehingga dapat mengatasi situasi pasokan beras yang tidak stabil.
Pada penugasan pertama, Badan Pangan Nasional telah mengeluarkan penugasan impor sebanyak 2 juta ton beras. Hal ini merupakan langkah awal pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan harga dan memastikan ketersediaan beras dalam negeri. Pemerintah juga telah melakukan pengawasan ketat terhadap proses impor ini untuk memastikan bahwa beras yang diimpor memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.