Bengkulu Utara – Penolakan terhadap perkebunan sawit kembali menguat di Pulau Enggano. Seluruh kepala suku adat sepakat mendesak pemerintah segera menghentikan aktivitas budidaya sawit yang dinilai mengancam kelestarian hutan dan keberlangsungan hidup masyarakat adat.
Milson Kaitora, Paabuki atau pimpinan kepala suku di Enggano, menegaskan bahwa penanaman sawit sudah marak di sejumlah desa. Ironisnya, menurut dia, praktik ini justru mendapat restu dari oknum aparat desa.
“Jadi kami minta musnahkan seluruh sawit yang ada, baik bibit ataupun sudah ditanam. Kami juga minta Bupati tindak tegas oknum pemerintah yang mensponsori penanaman sawit di Pulau Enggano,” ujar Milson usai aksi bersama kepala suku di Kantor Kecamatan Enggano, Senin (1/9/25).
Ia menegaskan, sebagai pulau terluar, Enggano sangat rentan terhadap krisis ekologis. Hampir seluruh masyarakat adat menggantungkan hidup dari hasil hutan dan pertanian. “Oleh karena itu, kami mendesak pemerintah untuk segera keluarkan aturan larangan menanam sawit. Untuk individu ataupun perusahaan,” tambahnya.















