Salah satu pengunjung, Eni Lestari, menyampaikan kesan positifnya tentang pengalaman ini, “Seru, selain ini pengalaman baru, kita yang berkemah juga diajak melihat langsung berbagai macam pengolahan produk lokal desa, tadi kita ikut membuat langsung cara pembuatan gula aren.” Pengunjung seperti Eni memiliki kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang proses pengolahan produk lokal desa, termasuk metode pembuatan gula aren yang khas.
Tasya, seorang wisatawan lainnya, juga merasakan kegembiraan dalam menggali produk lokal. Dia mengaku baru pertama kali mencoba kecombrang yang diolah menjadi stik, termasuk stik rebung yang biasanya digunakan sebagai campuran dalam masakan ikan. “Warganya kreatif dalam mengolah produk lokal, dari hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, siapa kira kecombrang juga bisa menjadi cemilan saat berkemah,” ungkap Tasya.
Ini adalah contoh bagaimana warga Desa Batu Ampar telah mengubah produk lokal yang biasa menjadi sesuatu yang istimewa dan menarik bagi para wisatawan. Melalui acara kemping hijau ini, para pengunjung tidak hanya mendapatkan pengalaman berkemah yang tak terlupakan, tetapi juga memperoleh wawasan tentang kekayaan budaya dan produk lokal yang bisa menjadi buah tangan yang unik dan berharga.
Desa Batu Ampar memberikan inspirasi tentang bagaimana wisata dapat menjadi sarana untuk mempromosikan keberlanjutan dan mendukung ekonomi lokal. Mereka telah membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat untuk menggali potensi lokal, produk lokal yang unik dan unggulan dapat menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan.
Penulis : Affif Dwi As’ari
Editor : Affif Dwi As’ari
-
Ping-balik: ADWI 2023 Kemenparekraf, Dari Desa untuk Indonesia Bangkit, Pariwisata Berkelas Dunia - Repoeblik