Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Ondang atau yang akrab dipanggil OSO menanggapi isu duet bakal calon presiden (bacapres) PDIP Ganjar Pranowo dengan Gibran Rakabuming Wali Kota Solo di Pemilihan Presiden (2024). OSO menilai Gibran adalah sosok anak muda yang memiliki pemikiran dewasa.
“Ya itu (duet) saya nggak tahu, tanya sama Gibran. Gibran itu biar muda-muda, tapi udah dewasa,” kata OSO dilangsir detiknews di The City Tower, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023).
OSO menjelaskan seharusnya pertanyaan perihal cawapres ini ditanyakan langsung saja kepada Gibran Rakabuming yang dinilai memiliki pemikiran dewasa. Untuk itu, OSO yakin Gibran akan menjawab pertanyaan itu dengan kecerdasannya.
Untuk saat ini OSO menyampaikan kalau partainya belum bisa berpendapat soal hal yang menjadi ranah bagi Gibran. Lebih jelas, OSO menjelaskan Gibran merupakan sosok yang cara bicara dan berpikir mirip dengan ayahnya yang merupakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, OSO membocorkan hasil pertemuan internalnya dengan beberapa petinggi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. OSO mengaku berbicara soal pemilih muda. Karena pemilu 2024 nantinya, pemilih muda akan berperan penting yang mana jumlahnya tidak kurang dari 67%.
Menurut OSO sendiri jangan pernah menganggap remeh para pemilih muda atau suara gen-Z. Karena mereka akan menentukan masa depan agar tidak mengalami kerugian bagi generasi muda bangsa dan negara. Maka dari kaum gen-z dan juga milienial tentuan harus diberikan kesempatan untuk menentukan masa depan bangsa.
OSO menjelaskan suara pemilih muda akan berperan besar dalam Pemilu 2024 mendatang. Menurut OSO, suara pemilih muda sangat penting dan tidak dapat diabaikan.
Partisipasi pemilih muda dalam pemilihan umum di Indonesia memiliki sejumlah dampak positif yang penting untuk proses demokrasi dan perkembangan negara. Berikut adalah beberapa dampak positifnya:
1. Menghadirkan Perspektif Segar
Pemilih muda membawa perspektif dan pandangan yang segar terhadap isu-isu politik dan sosial. Partisipasi mereka membantu menghadirkan ide-ide baru dan solusi untuk masalah yang dihadapi oleh negara.
2. Peningkatan Partisipasi Demokrasi
Dengan pemilih muda yang aktif terlibat dalam pemilihan umum, tingkat partisipasi demokrasi meningkat. Ini membantu memastikan bahwa keputusan politik tercermin dari beragam pandangan dan aspirasi masyarakat.
3. Pendorong Inovasi
Pemilih muda sering kali lebih terbuka terhadap inovasi dalam proses politik dan pemerintahan. Partisipasi mereka dapat mendorong adopsi teknologi baru, metode kampanye yang kreatif, dan pemikiran out-of-the-box lainnya.
4. Menyuarakan Isu Penting
Pemilih muda memiliki kepedulian terhadap isu-isu kontemporer seperti lingkungan, hak asasi manusia, pendidikan, pekerjaan, dan teknologi. Partisipasi mereka dalam pemilihan umum membantu memastikan bahwa isu-isu ini mendapatkan perhatian yang pantas.
5. Mendorong Pertanggungjawaban Pemerintah
Dengan adanya pemilih muda yang mengawasi jalannya pemerintahan, pemerintah menjadi lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugasnya dan memenuhi janji-janji kampanye.
6. Perwujudan Pendidikan Politik
Partisipasi dalam pemilihan umum membantu pemilih muda untuk lebih memahami dan mengalami proses politik secara langsung. Ini merupakan pelajaran penting dalam pendidikan politik dan kewarganegaraan.
7. Pemilihan Pemimpin Berdasarkan Nilai dan Visi
Partisipasi pemilih muda membantu memilih pemimpin berdasarkan visi, nilai, dan kualitas kepemimpinan, bukan hanya berdasarkan faktor-faktor tradisional seperti usia atau pengalaman politik.
8. Mendorong Keterwakilan Diversitas
Pemilih muda mewakili beragam latar belakang, etnisitas, agama, dan pandangan. Partisipasi mereka membantu mendorong keterwakilan diversitas dalam kehidupan politik dan pemerintahan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya partisipasi pemilih muda, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam pemilihan umum.