Jakarta, Repoeblik – Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan pemerintah daerah untuk segera menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda sejumlah titik di Tanah Air. Upaya ini dilakukan dalam menghadapi suhu udara yang lebih panas dari biasanya dan musim kemarau yang berkepanjangan, yang berpotensi meningkatkan jumlah titik api di berbagai daerah.
Dalam konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu, 7 Oktober 2023, Presiden Joko Widodo menyatakan, “Saya sudah perintahkan kepada Panglima dan Kapolri, serta pemda untuk segera menangani sekecil apapun itu titik api, sehingga tidak membesar.” Presiden menegaskan pentingnya penanganan dini terhadap titik api guna mencegah penyebaran yang lebih luas.
Beliau juga mencatat bahwa suhu udara di Indonesia saat ini lebih panas dari suhu normal, dan musim kemarau yang berkepanjangan menjadi salah satu faktor yang berpotensi memperluas jumlah titik panas di berbagai daerah. “Ya ini memang panasnya itu, kemaraunya itu panjang dan panasnya memang melebihi dari normal yang ada,” tambah Presiden.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memberikan pernyataan bahwa aparat keamanan dan personel pemadam kebakaran telah dikerahkan ke daerah-daerah yang terdampak Karhutla. Mereka juga meminta bantuan dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk bersama-sama mengatasi kebakaran ini.
Pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga terkait dan instansi internasional, untuk mengendalikan Karhutla dan mencegah kerugian yang lebih besar. Upaya ini mencakup pemantauan terus-menerus terhadap perubahan situasi di lapangan dan penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan ilegal.
Presiden Joko Widodo juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran, seperti membakar sampah sembarangan atau merokok di area yang rawan Karhutla. Dalam situasi darurat ini, keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama.
Pemerintah bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat Indonesia terus berupaya keras untuk mengatasi tantangan Karhutla yang terjadi di tengah cuaca ekstrem ini. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama demi melindungi hutan dan lahan yang merupakan aset berharga bagi negara dan kesejahteraan masyarakat.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan keyakinannya bahwa upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat ini telah berlangsung dengan baik jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada tahun 2015. Meskipun tantangan Karhutla tetap serius, pemerintah telah melakukan langkah-langkah proaktif untuk meminimalkan dampaknya.
Dalam konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta, Presiden Joko Widodo menyatakan, “Kita di sini masih bisa mengendalikan dengan baik. Coba bandingkan dengan yang 2015 masih jauh sekali.” Presiden juga mengakui bahwa kebakaran hutan selalu diikuti oleh produksi asap yang dapat tersebar dengan cepat jika terkena angin.
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa pemerintah telah meningkatkan koordinasi dan respons terhadap Karhutla dengan lebih baik dari sebelumnya. Tahun 2015 dikenal sebagai tahun yang sulit di mana asap dan kabut akibat kebakaran hutan mengganggu kualitas udara, kesehatan masyarakat, dan lingkungan secara signifikan.
Presiden juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam mencegah Karhutla. Meskipun situasinya lebih baik daripada tahun 2015, risiko kebakaran hutan dan lahan tetap ada, terutama di musim kemarau yang panjang dan cuaca ekstrem.
Pemerintah terus mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi Karhutla, termasuk peningkatan pemantauan, mobilisasi personel pemadam kebakaran, serta penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan ilegal. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan dukungan masyarakat juga menjadi kunci dalam upaya ini.
Dengan perbandingan positif terhadap keadaan saat ini dengan tahun 2015, Presiden Joko Widodo berharap bahwa upaya bersama ini akan terus meminimalkan kerugian akibat Karhutla dan melindungi sumber daya alam yang berharga serta kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Penulis : Affif Dwi As’ari
Editor : Affif Dwi As’ari