“Penjualan ritel di AS mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen dari bulan ke bulan, melebihi ekspektasi sebelumnya sebesar 0,3 persen. Sementara itu, jika dilihat dari tahun ke tahun, penjualan ritel AS mengalami peningkatan sebesar 3,8 persen, jauh di atas ekspektasi sebelumnya yang sebesar 1,5 persen,” ujar Lukman Leong dilangsir Antara News. <!–nextpage–>
Hal ini menunjukkan bahwa data positif mengenai penjualan ritel AS telah memicu penguatan dolar AS, sehingga kurs rupiah mengalami tekanan. Faktor eksternal seperti ini seringkali menjadi penggerak utama dalam pergerakan mata uang, dan pelaku pasar perlu memantau berita dan data ekonomi global untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
Pelemahan kurs rupiah pada hari Rabu juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal, termasuk pernyataan hawkish dari pejabat The Federal Reserve (The Fed) Neel Kashkari yang berdampak pada imbal hasil obligasi AS. Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun kini berada di kisaran 5,200 persen, sementara tenor 10 tahun berada di 4,841 persen.