Ogan Komering Ulu, Repoeblika – Danau Ranau, yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan, telah menarik perhatian banyak wisatawan dengan menjadi danau terbesar kedua di pulau Sumatera setelah Danau Toba. Dengan pesonanya yang memukau dan keindahan alamnya yang memikat selain itu Misteri Danau Ranau, Danau Ranau telah menjadi destinasi wisata yang populer di wilayah ini.
Danau Ranau terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu, yang mencakup tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Ranau Selatan, Kecamatan Ranau Utara, dan Kecamatan Muara Ranau. Keindahan dan pesona alam Danau Ranau telah menjadikannya sebagai salah satu aset alam yang sangat berharga bagi Sumatera Selatan.
Salah satu hal yang membedakan Danau Ranau adalah kedalamannya yang mencapai rata-rata sekitar 174 meter, dengan kedalaman maksimal mencapai 229 meter. Kedalaman ini menjadikan Danau Ranau sebagai salah satu danau terdalam di Indonesia. Kedalamannya yang luar biasa ini juga membuatnya menjadi tempat yang menarik bagi para penyelam yang ingin menjelajahi keindahan bawah airnya.
Namun, yang paling menarik dari Danau Ranau adalah kejernihan dan ketenangan airnya. Air Danau Ranau begitu jernih hingga Anda bisa melihat dasar danau dengan jelas, bahkan pada kedalaman yang cukup dalam. Hal ini menjadikan danau ini sangat cocok untuk berbagai aktivitas air seperti berenang, menyelam, atau sekadar menikmati perahu kayuh di atasnya.
Selain itu, Danau Ranau juga menawarkan panorama alam yang memukau dengan hutan-hutan tropis yang mengelilinginya. Keberadaan danau ini juga menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar, menjadikannya sebagai tempat yang ideal bagi para penggemar alam dan pengamat burung.
Salah satu aspek lain yang membuat Danau Ranau menarik adalah lokasinya yang berbatasan langsung antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Ini menjadikan Danau Ranau sebagai tempat yang strategis dan mudah diakses oleh wisatawan dari berbagai wilayah.
Danau Ranau, yang terkenal dengan kejernihan airnya dan keindahan alamnya, ternyata memiliki Misteri Danau Ranau pembentukan yang sangat menarik. Danau ini terbentuk sebagai hasil dari fenomena letusan gunung berapi ribuan tahun yang lalu, yang membentuk cekungan besar yang kini menjadi salah satu danau terbesar di Sumatera.
Salah satu fakta menarik tentang Danau Ranau adalah aliran air utamanya berasal dari sungai Warkuk. Air ini mengalir ke dalam danau dan menciptakan volume air yang mencapai 21.95 kilometer kubik. Danau Ranau sendiri berada di ketinggian sekitar 540 meter di atas permukaan laut. Sekeliling danau ini dipenuhi dengan semak belukar yang menambah pesona alamnya.
Lokasi Danau Ranau juga memiliki daya tarik tersendiri. Danau ini terletak dekat dengan pulau Mariza, yang terletak tepat di tengah-tengah danau. Kehadiran pulau ini menambah keindahan danau dan menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi danau dan pulau yang menawan ini.
Air yang ada di Danau Ranau berasal dari Sungai Warkuk yang kemudian mengalir menuju Sungai Selabung, salah satu anak Sungai Komering. Ini menjelaskan mengapa air di Danau Ranau tetap mengalir dengan jernih dan konstan sepanjang tahun.
Namun, keunikan Danau Ranau tidak berhenti di situ saja. Menurut legenda setempat, danau ini dijaga oleh seekor ular naga jantan. Konon, jika ular naga ini muncul, maka akan terjadi malapetaka di sekitar danau. Legenda ini telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya setempat, menambahkan aura mistis danau ini.
Uniknya lagi, Danau Ranau menghadap langsung ke Gunung Seminung yang menjulang tinggi. Gunung ini menjadi pembatas perairan danau, menciptakan pemandangan yang memukau bagi pengunjung yang melihatnya dari tepian danau.
Di kaki Gunung Seminung, sebuah kampung bernama Sukau dihuni oleh masyarakat yang hidup dengan pantangan yang sangat kuat. Salah satu aturan yang paling dipegang teguh adalah larangan mencuri kayu dan berburu di Hutan Seminung. Pantangan ini disebabkan oleh kehadiran Pohon Haru atau Aru di dalam hutan yang konon dipenuhi oleh ular berbisa.
Legenda yang beredar di Kampung Sukau menyebutkan bahwa mereka yang mencoba mendekati Pohon Haru akan tersesat selamanya dalam Hutan Seminung. Ular-ular di sekitar pohon tersebut diyakini memiliki kekuatan gaib yang mampu membuat siapa saja yang mendekat menjadi hilang tanpa jejak.
Namun, suatu hari, Kampung Sukau kedatangan seorang pria gagah dan tampan yang dikenal sebagai Rakian Sukat. Ia datang dengan maksud mencari tempat untuk bertapa. Sebelum memasuki hutan, Rakian Sukat singgah sejenak di Kampung Sukau, di mana ia mendengar kisah-kisah masyarakat setempat tentang Pohon Haru yang penuh ular.
Kisah itu memicu niat dalam hati Rakian Sukat untuk mengakhiri ketakutan dan kesengsaraan yang dirasakan oleh masyarakat Sukau. Ia bertekad untuk menebang Pohon Haru yang telah menyebabkan kecemasan di kampung tersebut.
Perjalanan berbahaya Rakian Sukat di dalam Hutan Seminung dimulai. Saat matahari hampir terbit, ia akhirnya tiba di dekat Pohon Haru yang mematikan. Pohon itu mencoba menghipnotisnya dengan rasa kesedihan, seolah-olah bisa mengatasi kepedihannya sendiri.
Namun, dengan cepat Rakian Sukat menyadari tipu daya Pohon Haru. Ia mengeluarkan pedang sakti yang diberikan oleh sang guru, merasa akan datangnya bahaya. Dan benar saja, sepasang naga bersisik emas muncul dan menyerangnya dengan penuh semangat. Sisik naga yang berkilauan membuat Rakian Sukat terkejut, namun ia tidak gentar.
Pertempuran yang epik berlangsung dari matahari terbit hingga matahari hampir tenggelam. Akhirnya, naga betina terlihat kelelahan, dan Rakian Sukat berhasil mengatasi bahaya tersebut. Kemenangan ini membawa harapan baru bagi masyarakat Kampung Sukau, yang sekarang bisa hidup tanpa rasa takut akan Pohon Haru yang menakutkan.
Kisah pahlawan Kampung Sukau, Rakian Sukat, mencapai puncak ketegangan ketika ia berhasil memanfaatkan kesempatan untuk mengatasi bahaya besar yang mengintai. Saat pertempuran yang berkepanjangan dengan naga betina berlangsung, Rakian Sukat tiba-tiba mendapatkan peluang emas untuk mengakhiri ancaman itu.
Dalam keadaan lelah, naga betina tiba-tiba terkulai dan berubah menjadi pedang sakti yang panjang. Perubahan ini membuat naga jantan marah, tetapi ia sendiri terlalu lemah untuk melanjutkan perjuangannya melawan Rakian Sukat.
Naga jantan yang marah akhirnya pergi dengan menghilang ke dalam tanah, meninggalkan sebuah lubang yang mengeluarkan air. Kepergiannya membawa perubahan besar dalam lingkungan sekitarnya.
Sementara itu, Rakian Sukat tidak melewatkan kesempatan untuk menebang Pohon Haru yang sudah begitu lama menjadi momok bagi masyarakat Sukau. Ia menggunakan pedang jelmaan naga betina yang baru ditemukan untuk menghadapi Pohon Haru.
Dengan susah payah, Rakian Sukat mengeluarkan tenaga dan tekadnya. Akhirnya, pohon besar itu pun tumbang dengan hebat. Sesuatu yang ajaib terjadi ketika serpihan-serpihan Pohon Haru jatuh ke dalam air – mereka berubah menjadi ikan.
Sementara itu, batang dan cabang Pohon Haru yang besar menjelma menjadi sungai-sungai kecil yang mulai mengalir keluar dari dalam lubang yang ditinggalkan oleh naga jantan yang pergi. Air terus menggenang dan meluas hingga akhirnya membentuk sebuah danau yang indah dan nyaman.
Danau ini kemudian dikenal dengan nama Danau Ranau, yang berarti “indah dan nyaman.” Namun, legenda yang terus hidup adalah bahwa danau ini dijaga oleh seekor naga jantan yang akan menebar wabah penyakit jika terjadi kemaksiatan di sekitarnya. Hal ini menjadi pengingat bagi masyarakat setempat untuk menjaga danau ini dengan baik dan menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak senonoh. Dan hingga sekarang keberadaan Naga masih Misteri Danau Ranau.