Bengkulu – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melaksanakan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024, yang melibatkan pelaku budaya lokal, nasional, dan internasional. Salah satu peserta yang mewakili Provinsi Bengkulu adalah Meggy Bencoolen, yang berasal dari Kota Bengkulu.
Pengalaman Meggy Bencoolen dalam Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024
Meggy Bencoolen menceritakan pengalamannya dalam kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 yang berlangsung dari Agustus hingga September. Menurutnya, kegiatan ini dimulai dengan open call, dan peserta yang terpilih merupakan hasil kurasi dari berbagai pendaftar.
Meggy menjelaskan bahwa residensi ini memberikan banyak ilmu dan memperluas koneksi. “Kegiatan ini menambah ilmu serta koneksi yang telah terbangun, memberikan semangat baru untuk lebih memahami sastra lisan khususnya Bengkulu,” ujarnya.
Selama sebulan, peserta diharapkan dapat saling bertoleransi dalam pendewasaan bermusik serta memperkuat keterikatan koneksi dalam ruang internasional. Kegiatan ini melibatkan pelaku budaya dan komunitas dari berbagai lokasi, dengan objek pemajuan kebudayaan yang meliputi Tari Topeng Losari Cirebon di Jawa Barat, Musikalisasi Pantun dan Tradisi Lisan di Pekanbaru Riau, serta Olahraga Tradisional Jemparingan di Yogyakarta.
Menurut Meggy, pengalaman ini menjadi modal penting dalam memahami sastra lisan yang semakin terancam di Bengkulu. “Rencana ke depannya sudah disiapkan dan harapannya Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kota Bengkulu bisa lebih aware dan mendukung seniman. Sehingga ekosistem seni di Bengkulu lebih berkembang,” harapnya.
Lokovasia: Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Nusantara
Setelah Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024, Meggy Bencoolen langsung menuju Malang untuk melanjutkan kegiatan lainnya dalam rangka pemajuan kebudayaan, yaitu LOKOVASIA. Program Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia ini diselenggarakan oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek bekerja sama dengan Yayasan Musike SJ. Program ini disosialisasikan mulai 1 Agustus 2024 dan akan ditutup pada 8 September 2024 di Universitas Negeri Malang.
Sejak pendaftaran dibuka pada 11 Juni hingga 10 Agustus 2024, tercatat 311 pendaftar yang terdiri dari komponis, grup musik, peneliti musik, dan musisi. Setelah kurasi, 96 peserta terpilih dari berbagai daerah di Indonesia. Tempang Tigo Group dari Sumatera, khususnya Provinsi Bengkulu, adalah satu-satunya grup yang mewakili Sumatera dalam acara ini, menampilkan musik dhol yang dikemas dalam bentuk karya baru.