“Saya menekankan pentingnya koordinasi agar data valid dan sinkron. Misalnya dalam program cetak sawah, kuota hampir 2.000 hektare di Bengkulu harus terealisasi dengan presentase optimal,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar pencetakan sawah tidak dilakukan tanpa memperhatikan sumber air. “Akan mubazir mencetak sawah kalau sumber airnya tidak diperhatikan. Kepala dinas harus terus berkoordinasi agar pelaksanaannya optimal,” ujarnya.
Menurut Mian, Optimalisasi Lahan menjadi aspek penting dalam mewujudkan swasembada pangan. Jangan sampai ada pencetakan lahan baru sementara lahan eksisting belum dimanfaatkan secara maksimal.
Dari data sementara, luas lahan sawah di Bengkulu tercatat sekitar 78 ribu hektare, namun produksi padinya baru mencapai sekitar 20 persen dari potensi yang ada.
“Ini harus kita cermati. Pemerintah pusat siap memenuhi kebutuhan sarana produksi pertanian seperti alsintan, pupuk, dan benih. Semoga Bengkulu bisa menjadi pilot project pertanian nasional dengan sumber daya manusia yang tangguh,” tutup Mian.















