Jakarta – Bahrain mengecam keras serangan siber dan ancaman yang dilakukan oleh fans Timnas Indonesia pasca hasil imbang 2-2 dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung di kota Riffa, pertengahan pekan lalu. Insiden ini terjadi akibat gol penyeimbang Bahrain pada menit ke-90+9, yang memicu kemarahan suporter Indonesia karena waktu tambahan yang diberikan seharusnya berakhir lebih cepat.
Federasi Sepakbola Bahrain (BFA) menyatakan bahwa berbagai akun sosial media terkait Timnas Bahrain dan Asosiasi Sepakbola Bahrain menjadi sasaran peretasan serta komentar negatif. Dalam pernyataannya, BFA menyebut tindakan ini tidak sesuai dengan norma-norma Islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Mereka juga menuding adanya ancaman serius, termasuk ancaman pembunuhan yang diterima oleh para pemain di media sosial.
“Serangan siber, hinaan, dan makian yang diarahkan ke website, akun media sosial, serta sistem korespondensi elektronik kami tidak dapat diterima. Hal ini tidak mencerminkan semangat olahraga yang seharusnya mempersatukan, serta tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma Islam,” ungkap BFA dalam pernyataan resminya.
Menyikapi situasi ini, BFA meminta agar pertandingan tandang melawan Indonesia yang dijadwalkan pada Maret 2024 dipindahkan ke tempat netral, dengan alasan kekhawatiran atas keselamatan anggota Timnas Bahrain. Mereka juga berencana melibatkan organisasi HAM dan Islam untuk menyoroti potensi risiko yang dapat terjadi.
Sementara itu, PSSI melalui Exco Arya Sinulingga memberikan respons terkait permintaan tersebut. Arya menegaskan bahwa Indonesia mampu menjamin keamanan dan kenyamanan bagi tamu, termasuk tim Bahrain. Ia menambahkan bahwa bangsa Indonesia dikenal ramah dan telah membuktikan kemampuannya dalam menggelar berbagai ajang internasional seperti Piala Dunia U-17 dengan aman.