Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Bengkulu, Irvan Rizaldy menyatakan dukungan penuh bagi Kader HMI yang maju sebagai Calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu.
Hal ini disampaikan Irvan yang juga pengusaha muda di wilayah Bengkulu dan Sumsel, ketika dihubungi media via whatsApp, Kamis (10/8/23) pagi.
Menurutnya, mendukung kader-kader HMI untuk berkiprah, tidak hanya terkait integritas kader sebagai kader umat dan bangsa, namun mereka juga orang-orang yang sudah teruji dengan ditempa untuk menjadi seorang pemimpin.
“Insya Allah kader-kader HMI yang maju tersebut adalah kader yang memiliki integritas dan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kebangsaan,” ucapnya.
Irvan bersyukur dan menurutnya hal tersbut adalah bukti masih banyak kader HMI yang mau dan terbuka dirinya untuk menghibahkan dirinya untuk bangsa dan negara.
“Besar harapan doa dan dukungan kita bersama, baik senior, junior dalam ruang lingkup HMI. Menjadi kekuatan bagi setiap kader yang sedang mengikuti kontestasi tersebut,” tutup Irvan.
Hal senada juga disampaikan, Adeko, yang juga Anggota Presidium KAHMI Kota Bengkulu, menurutnya Kader HMI yang sudah sampai 6 besar sebagai calon anggota Bawaslu Kabupaten/Kota adalah kader-kader terbaik himpunan.
“Doa dan dukungan semua elemen Hijau Hitam, merupakan modal dan spirit bagi kader untuk mencapai tujuan. Namun semangat dalam menjaga integritas dan rasa tanggung jawab sebagai kader umat dan bangsa, harus tetap menjadi prinsip dasar bagi kader HMI dalam setiap aktifitas,” tutur Adeko.
Dalam kesempatan ini, Adeko juga menegaskan jangan sampai ada yang menjual belikan jabatan atas nama Keluarga Besar HMI dan KAHMI.
“Dalam proses ini, jangan sampai Organisasi HMI dan juga KAHMI, hanya menjadi alat kepentingan individu dan kelompok tertentu, sehingga menjual nama organisasi ini hanya untuk sebuah posisi jabatan khususnya dalam proses seleksi Penyelenggara Pemilu,” tegasnya.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah sebuah organisasi mahasiswa di Indonesia yang memiliki latar belakang keagamaan Islam. HMI didirikan pada tanggal 5 Februari 1947 di Yogyakarta oleh sekelompok mahasiswa yang memiliki semangat pergerakan dan kepedulian terhadap isu-isu sosial, politik, dan agama. Organisasi ini bertujuan untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam, keadilan sosial, dan kemandirian bangsa.
HMI telah menjadi bagian penting dari sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia dan telah terlibat dalam berbagai peristiwa penting dalam sejarah bangsa, termasuk perjuangan kemerdekaan dan reformasi. Organisasi ini memiliki cabang-cabang di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, politik, dan pendidikan.
Kader HMI merujuk kepada para anggota atau aktivis yang terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kader HMI adalah individu yang secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan dan program yang diselenggarakan oleh HMI serta memiliki komitmen terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi tersebut.
Kader HMI terlibat dalam berbagai aktivitas, termasuk diskusi, seminar, aksi sosial, advokasi, dan kegiatan-kegiatan lain yang relevan dengan visi dan misi HMI. Kader HMI umumnya memiliki komitmen terhadap pengembangan kepemimpinan, peningkatan pemahaman agama, dan partisipasi dalam pergerakan sosial atau politik yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam.
Seperti halnya dengan organisasi mahasiswa lainnya, kader HMI berperan penting dalam membentuk identitas, visi, dan arah organisasi. Mereka adalah tulang punggung organisasi dan berkontribusi dalam mencapai tujuan-tujuan HMI serta membangun ikatan solidaritas di antara anggota.