Alaku

Palembang, Alaku News – Dampak Kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memang seringkali menjadi masalah serius di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera Selatan, seperti yang disebutkan dalam kasus ini.

Dampak Kabut Asap sangat memengaruhi kualitas udara, dan ini dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia serta keselenggaraan berbagai acara, termasuk pertandingan sepak bola.

Dalam kasus pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Brunei Darussalam yang seharusnya digelar di Palembang, Sumatera Selatan, keputusan untuk memindahkan pertandingan ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta adalah langkah yang diambil untuk menjaga kesehatan para pemain dan penonton serta memastikan bahwa pertandingan dapat berlangsung dengan baik tanpa gangguan yang disebabkan oleh kabut asap.

Baca Juga:  Tim U-17 Inginkan Hasil Positif Lawan Korea Selatan

Keputusan ini juga diambil berdasarkan panduan dan kebijakan FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) dan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola. Dengan memindahkan pertandingan ke lokasi dengan kualitas udara yang lebih baik, diharapkan pertandingan kualifikasi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan standar internasional.

Dalam sebuah kejadian yang mengejutkan, pelaksanaan laga kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Brunei Darussalam di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), Palembang, Sumatera Selatan, terancam batal karena Dampak Kabut Asap yang melanda wilayah tersebut. Kabut asap disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah menjadi masalah serius di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga:  Indonesia U-24 Dalam Posisi Sulit, Erick Thohir Beri Motivasi

Syarat utama untuk pelaksanaan laga Piala Dunia adalah tidak ada gangguan apapun yang terjadi di wilayah tuan rumah. Namun, kabut asap yang tebal dan berbahaya di Palembang memaksa Komite Umum dan Organisasi Asprov PSSI Sumsel untuk mengumumkan bahwa pertandingan tersebut harus dibatalkan.

“Pusat itu bisa memantau lewat satelit terkait kabut asap di Palembang, Sumsel. Sementara laga International mensyaratkan agar tidak ada sekecil apapun gangguan,” ujar Faisal Mursyid, seperti dilangsir Detik Sumbagsel anggota komite tersebut.

Faisal Mursyid juga mengungkapkan bahwa setelah mendapatkan kabar bahwa Stadion GSJ akan menjadi tuan rumah pertandingan babak pertama kualifikasi Piala Dunia, pihaknya langsung berkomunikasi dengan pengelola Jakabaring Sport City (JSC). Pengelola stadion pun dengan antusias menyambut rencana tersebut dan sudah bersiap melakukan perawatan rumput serta persiapan lainnya untuk menyelenggarakan pertandingan internasional.

Baca Juga:  Transaksi Nonresiden Indonesia Capai Rp 4 Triliun

“Kita sudah ada komunikasi (dengan pengelola JSC) saat kabar awal di sini (Palembang) untuk siap-siap karena memang stadion kita sudah taraf internasional. Tapi kalau sekarang (batal digelar pertandingan Piala Dunia) ya sudah, mau gimana lagi. Sedih, kecewa pasti,” ungkapnya.

Keputusan untuk memindahkan pertandingan kualifikasi Piala Dunia ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta telah diambil atas pertimbangan FIFA dan PSSI pusat untuk menjaga kesehatan pemain dan penonton serta memastikan kelancaran penyelenggaraan pertandingan tanpa gangguan yang disebabkan oleh kabut asap. Meskipun keputusan ini disayangkan oleh banyak pihak, keselamatan dan kesehatan selalu menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan acara olahraga internasional.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan