Alaku

Begini Tanggapan Kemendikbud Mengenai Orang Tua yang Protes Adanya Wisuda TK hingga SMA!

Begini Tanggapan Kemendikbud Mengenai Orang Tua yang Protes Adanya Wisuda TK hingga SMA! – foto ilustrasi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi akhirnya memberikan tanggapan terhadap curahan hati orang tua murid di kolom komentar akun Instagram Menteri Nadiem Makarim terkait tradisi bagi siswa wisuda TK hingga SMA. Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud, Anang Ristanto, mengungkapkan bahwa wisuda bagi siswa merupakan kegiatan opsional yang dapat dilakukan oleh setiap sekolah.

Menurut Peraturan Mendikbud Nomor 75 Tahun 2016, kegiatan bersama antara satuan pendidikan, orang tua, dan komite sekolah perlu didiskusikan terlebih dahulu. Kemendikbudristek mengimbau agar sekolah berkomunikasi dan bekerja sama dengan komite sekolah serta persatuan orang tua murid dan guru (POMG). Hal ini bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik bagi setiap sekolah tanpa memberatkan orang tua.

Sebelumnya, orang tua murid mengungkapkan keberatan mereka terhadap tradisi wisuda mulai dari TK hingga SMA yang dianggap hanya seharusnya dilakukan di perguruan tinggi. Mereka juga menyampaikan kekhawatiran akan biaya yang harus dikeluarkan untuk acara wisuda tersebut. Protes ini mengisi kolom komentar unggahan video apresiasi Mendikbud terhadap seorang seniman di akun Instagram pada tanggal 12 Juni 2023.

Baca Juga:  Bertemu PLT Ketua Umum PPP, PH DPW PPP Bengkulu Pinta Ketua DPW dan Sekwil Dicopot

Salah satu komentar yang ditulis oleh akun Instagram @mikhaylaeka2023 menyampaikan harapan agar acara wisuda dari TK hingga SMA dihapuskan karena dianggap memberatkan biaya orang tua, sementara wisuda seharusnya hanya diperuntukkan bagi lulusan perguruan tinggi

Terkait dengan permasalahan wisuda, seorang netizen yang menjadi wali murid TK mengungkapkan bahwa mereka harus membayar sejumlah Rp 300 ribu untuk biaya wisuda TK. Sementara itu, netizen lain juga mengajukan protes terkait aturan usia maksimal 11 tahun untuk masuk SD.

Pak tolonglah pertanyaannya diperbaiki masa anak gue yg umur 7 tahun gk bisa masuk negeri gara” Ada anak yg umur nya 11 taun ngedaftarin dan kandidatnya sekarang tua tua pak, alhasil anak saya yg umur 7 th mental kebuang sedih deh kalo sistem nya begini katanya zonasi gue rumah deket sekolah umur 7 tahun lebih 1blan aja tetep gak dapat,” tulis akun @momsenja6.

Pemerintah telah menetapkan persyaratan usia bagi peserta didik baru untuk masuk SD, yaitu usia minimal 6 tahun per 1 Juli tahun berjalan dan maksimal 11 tahun. Selain itu, pemerintah juga menerapkan sistem zonasi sebagai salah satu faktor dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Baca Juga:  Berapa Biaya WNI Pindah Jadi WN Singapura?

 

Sebagai orang tua, ada beberapa sikap positif yang dapat diterapkan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak:

  • Mendukung dan memberikan kasih sayang

Tunjukkan dukungan dan kasih sayang kepada anak Kamu secara konsisten. Berikan pujian dan dorongan positif untuk memperkuat rasa percaya diri dan motivasi mereka.

  • Menjadi teladan yang baik

Jadilah contoh yang baik bagi anak Kamu. Tunjukkan sikap dan perilaku yang positif, seperti kerja keras, integritas, empati, dan toleransi. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang tua mereka.

  • Bersikap terbuka dan mendengarkan

Jadilah pendengar yang baik ketika anak Kamu berbagi cerita, masalah, atau perasaannya. Berikan ruang untuk mereka mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka dengan aman.

  • Menjadi contoh teladan

Orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Sikap positif, integritas, etika kerja, dan komunikasi yang efektif adalah hal-hal yang dapat dicontohkan kepada anak-anak. Melalui perilaku mereka sendiri, orang tua dapat membantu membentuk sikap dan nilai-nilai positif pada anak-anak.

  • Mendengarkan dan memahami
Baca Juga:  Viral Pria Aniaya Perempuan saat Mabuk di Makassar

Orang tua sebaiknya meluangkan waktu untuk mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan oleh anak-anak mereka. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak. Memahami perasaan, kebutuhan, dan pkamungan anak-anak juga penting untuk membangun komunikasi yang efektif dan menghargai perspektif mereka.

  • Mengajarkan empati dan toleransi

Orang tua perlu mengajarkan anak-anak tentang pentingnya empati dan toleransi terhadap orang lain. Mengajarkan mereka untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain, menghargai keberagaman, dan berperilaku ramah adalah sikap yang sangat berharga dalam membangun hubungan sosial yang sehat.

  • Mengajarkan keterampilan penyelesaian masalah

Orang tua dapat mengajarkan anak-anak tentang keterampilan penyelesaian masalah, seperti berpikir kritis, mengambil keputusan yang baik, dan mengelola konflik. Ini akan membantu anak-anak menghadapi tantangan dalam kehidupan dan mengembangkan kemampuan untuk mencari solusi yang kreatif.

Sikap positif yang diterapkan oleh orang tua tidak hanya membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, tetapi juga membantu membentuk pribadi yang tangguh dan penuh potensi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan