Alaku

Bacuya! Maskot Piala Dunia U-17 di Indonesia

Bacuya! Maskot Piala Dunia U-17 di indonesia – foto dok timnas indonesia

Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) telah mengeluarkan secara resmi meluncurkan lambang Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia. Bacuya (Badak Cula Cahaya) terpilih menjadi maskot. Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17, event besar ini akan bergulir pada 10 November – 2 Desember 2023.

Menjadi salah satu maskot Piala Dunia U-17, Bacuya terinspirasi oleh bendera nasional Indonesia. Laut biru kehijauan dan arusnya yang merupakan aliran yang melintas di Nusantara. Sedangkan gambar mahkota berlambang bola mewakili hasrat seluruh penduduk di dunia akan permainan yang digemari di seluruh dunia.

Dari peluncuran ini memberikan gambaran sekilas kepada para penggemar dan pemain sepak bola di seluruh dunia tentang pengaman, warna, keragaman, dan semangat perayaan pada sebuah event turnamen yang sekarang di gelar di Indonesia yang saat ini menjadi jantung Asia Tenggara.

“Sebuah kehormatan bagi kami karena mendapat kepercayaan menggelar kejuaraan sepak bola dunia bagi generasi pesepakbola masa depan. Dengan 73% penduduk Indonesia menyukai sepak bola, saya optimistis FIFA U-17 akan berjalan sukses dan mendatangkan banyak penggemar ke stadion. Terlebih ini kali pertama, Indonesia tampil di ajang dengan level Piala Dunia. Sudah pasti kami menyambutnya dengan sangat antusias,” ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dilangsur oleh detiknews.

Baca Juga:  Tim U-17 Inginkan Hasil Positif Lawan Korea Selatan

 

Bacuya mengacu pada Badak Bercula yang merupakan hewan asli Indonesia. Bacuya diharapkan berperan penting dalam mengajak masyarakat untuk datang ke stadion untuk melihat para pemain muda berkompetisi.

Dalam rilisannya, Bacuya adalah Badak Jawa yang pemalu dan pendiam. Terlepas dari karakteristik ini, rasa ingin tahunya memaksa untuk berlari dan tabah ke lapangan untuk mencari sesuatu.

Suasana rumput hijau merupakan motivasinya hingga ia menemukan sepakbola. Tiba-tiba sesuatu yang luar biasa terjadi. Tanduknya menyala dengan warna-warna yang baru.

Moment inilah yang mengubah Bacuya. Setiap kali ia bermain sepakbola dengan seseorang. Tanduknya akan bersinar dengan terang. Energi yang diberikan sepakbola kepada orang-orang yang sama dengan energi yang menerangi Bacuya.

Bacuya adalah pembela, ia memperjuangkan hak-hak anak muda untuk bersenang-senang dan berekpresi. Dia adalah penjaga talenta muda serta mercusuar untuk masa depan selakbola. Bacuya siap bangkit bersama era baru sepakbola dengan generasi muda.

Baca Juga:  Rapat Evaluasi Penyelesaian Sengketa Tingkat Kecamatan dibuka secara langsung oleh Korsek Bawaslu Kota Asneli

Tentang Bacuya

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), juga dikenal sebagai badak bercula satu Jawa, adalah salah satu spesies badak yang sangat terancam punah. Ini adalah badak terkecil di antara semua spesies badak dan ditemukan di pulau Jawa, Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang Badak Jawa:

1. Ciri Fisik
– Badak Jawa memiliki ciri fisik yang mencolok berupa satu cula panjang yang hampir menyerupai tanduk.
– Badak ini memiliki kulit tebal dan berkerut, yang memberikan perlindungan dari serangan predator dan iklim panas.

2. Habitat
– Badak Jawa biasanya ditemukan di hutan hujan tropis dan hutan rawa di pulau Jawa.
– Mereka sering kali mendiami daerah yang dekat dengan air, seperti sungai dan danau.

3. Pola Makan
– Badak Jawa adalah herbivora, yang berarti mereka makan tumbuhan. Makanan utama mereka termasuk daun, ranting, tunas, dan buah-buahan.

4. Status Kepunahan
– Badak Jawa dianggap sebagai salah satu mamalia terlangka di dunia. Populasi mereka telah sangat berkurang karena perburuan ilegal dan hilangnya habitat.
– Saat ini, Badak Jawa diklasifikasikan sebagai “Kritis” oleh Union for Conservation of Nature (IUCN), yang berarti mereka berada di ambang kepunahan.

Baca Juga:  Kini Dibutuhkan Pendamping Desa yang Berpengetahuan Luas

5. Ancaman Terhadap Kepunahan
– Salah satu ancaman utama terhadap Badak Jawa adalah perburuan ilegal. Cula badak sangat diminati di pasar gelap, terutama untuk keperluan medis dan perhiasan.
– Hilangnya habitat akibat perambahan hutan, perkebunan, dan pembangunan juga menjadi ancaman serius terhadap kelangsungan hidup mereka.

6. Upaya Pelestarian
– Beberapa upaya pelestarian telah dilakukan untuk menyelamatkan Badak Jawa. Ini termasuk peningkatan patroli anti-perburuan ilegal, pengawetan habitat, dan program pembiakan dalam penangkaran.
– Lembaga-lembaga konservasi dan pemerintah Indonesia bekerja sama untuk menjaga Badak Jawa agar tidak punah.

Penting untuk mencatat bahwa Badak Jawa adalah salah satu spesies yang sangat rentan terhadap kepunahan, dan upaya konservasi yang serius diperlukan untuk melindungi mereka dari ancaman eksternal. Badak Jawa adalah simbol penting dalam upaya pelestarian satwa liar dan keragaman hayati di Indonesia dan dunia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan