Kini Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menerima 91 laporan kasus bullying dalam kurun waktu kurang dari sebulan sejak aturan perundungan dirilis melewati Instruksi Menteri Kesehatan. Dengan total itu, ada sebanyak 44 di antaranya terjadi pada lingkungan rumah sakit yang dinaungi Kemenkes RI.
12 laporan disebut berasal dari tiga RS, yaitu (RSCM) RSUP Dr Cipto Mangunkusumo, RSUP Adam Malik, RSUP Hasan Sadikin, dan sudah selesai dalam proses investigasi. Seluruh data tersebut diambil dari catatan pelaporan Kemenkes RI yang masuk melalui website pengaduan bullying dan hotline Kemenkes RI sampai Selasa (15/8/2023).
Adapun beberapa bentuk perundungan atau bullying yang ditemukan di dunia PPDS, seperti penggunaan nama hewan yang dilontarkan dalam proses pendidikan oleh senior, hingga makian yang tak wajar.
PPDS ‘Merdeka’ dari Bullying, Kemenkes Tegur Keras 3 RS!
Selain dari segi mental, perundungan yang terjadi juga menyebabkan kerugian materil atau finansial. Berdasarkan laporan tersebut, para peserta didik terpaksa harus mengeluarkan biaya di luar kepentingan pendidikan.
Bahkan, cerita Menkes, bullying itu tercantum pada buku panduan para junior saat mereka baru mengikuti PPDS.
“Apalagi buku panduan itu harus beli ini, harus sewa ini, sampai kemudian kita cek bisa puluhan juta ratusan juta per tahun,” pungkasnya, dilangsir detikcom.
Bullying memiliki dampak serius dan berbahaya, baik bagi korban maupun pelaku. Korban bullying dapat mengalami dampak psikologis seperti stres, depresi, kecemasan, rendahnya harga diri, bahkan pemikiran untuk bunuh diri. Bagi pelaku, tindakan ini bisa menjadi awal dari perilaku antisosial dan masalah perilaku lainnya di masa depan. Selain itu, lingkungan sekolah atau tempat kerja yang terpengaruh oleh bullying dapat menjadi tidak aman dan tidak sehat secara emosional, mengganggu proses belajar atau produktivitas.
Beberapa cara untuk menghindari bullying meliputi:
1. Berpikir positif tentang diri sendiri:
Mempertahankan harga diri yang kuat dapat membantu Anda menghadapi situasi sulit dan merasa lebih percaya diri.
2. Membangun hubungan yang sehat:
Bina relasi baik dengan teman-teman, keluarga, dan rekan kerja. Ini bisa memberi dukungan dan perlindungan tambahan.
3. Berkomunikasi:
Jika Anda merasa tidak nyaman atau menjadi sasaran bullying, bicarakan dengan orang yang Anda percayai, seperti guru, orang tua, atau atasan.
4. Kenali tanda-tanda:
Pelajari tanda-tanda bullying dan beri perhatian terhadap perubahan perilaku pada diri Anda atau orang lain.
5. Gunakan teknologi dengan bijak:
Jagalah privasi online, hindari berpartisipasi dalam perilaku yang merugikan di media sosial, dan laporkan tindakan bullying yang Anda temui.
6. Hindari konfrontasi fisik:
Jika dihadapkan pada situasi berpotensi konfrontatif, lebih baik menjauh dan mencari bantuan daripada merespons secara agresif.
7. Terlibat dalam kelompok positif:
Berkumpul dengan kelompok atau kegiatan yang mendukung kita minat dan hobi Anda dapat membantu Anda bertemu dengan orang-orang yang sisi positif.
8. Pelajari keterampilan sosial:
Mengembangkan keterampilan sosial dapat membantu Anda berinteraksi dengan orang lain dengan lebih baik dan mengatasi situasi sulit.
9. Ajukan pertanyaan atau bicara dengan perhatian:
Jika Anda melihat seseorang menjadi korban bullying, tawarkan dukungan atau berbicara dengan mereka. Tindakan kecil seperti ini bisa sangat berarti.
10. Laporkan bullying:
Jika Anda menjadi korban atau menyaksikan tindakan bullying, laporkan ke pihak yang berwenang seperti guru, atasan, atau administrator sekolah/tempat kerja.
Mengatasi bullying melibatkan berbagai langkah dan pendekatan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu:
1. Berbicara dengan Orang Dewasa:
Segera bicarakan pengalaman bullying Anda kepada orang tua, guru, atasan, atau seseorang yang Anda percayai. Mereka dapat memberikan dukungan dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi tersebut.
2. Jangan Merasa Bersalah:
Ingatlah bahwa Anda bukanlah penyebab bullying. Jangan biarkan diri Anda merasa bersalah atau rendah diri karena tindakan pelaku.
3. Tetap Tenang dan Jauhkan Diri:
Jika Anda dihadapkan pada situasi bullying, coba tetap tenang dan hindari konfrontasi fisik. Lebih baik menjauhkan diri dari situasi tersebut.
4. Blokir dan Laporkan Online:
Jika bullying terjadi secara online, blokir pelaku dan laporkan perilaku merugikan tersebut ke platform yang bersangkutan.
5. Bangun Dukungan Sosial:
Cari teman-teman atau kelompok yang positif dan mendukung. Dukungan sosial dapat membantu mengurangi efek negatif bullying.
6. Bicara dengan Ahli:
Jika Anda merasa kesulitan mengatasi dampak psikologis akibat bullying, pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang konselor atau psikolog yang berpengalaman.
7. Ajukan Pertolongan:
Jika Anda melihat seseorang menjadi korban bullying, tawarkan dukungan dan bantuan. Mereka mungkin butuh seseorang yang mendengarkan dan bersedia membantu.
8. Terlibat dalam Pendidikan Anti-Bullying:
Ikut serta dalam program pendidikan atau kampanye anti-bullying dapat membantu meningkatkan kesadaran dan menciptakan lingkungan yang lebih aman.
9. Pelajari Keterampilan Penanganan Konflik:
Mengembangkan keterampilan untuk mengatasi konflik dapat membantu Anda merespons situasi bullying dengan lebih efektif.
10. Gunakan Hukum:
Jika bullying terus berlanjut dan menjadi ilegal atau merugikan, Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk melibatkan pihak berwenang atau hukum.