Wabah kutu busuk di Paris masih menjadi permasalahan yang memerlukan perhatian serius. Dengan penyebaran yang terus meluas dan dampak kesehatan yang serius, upaya pengendalian dan kesadaran masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini. Diharapkan langkah-langkah yang diambil oleh pihak berwenang dan masyarakat dapat mengendalikan penyebaran kutu busuk dan menjaga kota Paris tetap aman dan nyaman bagi seluruh penduduknya.
Meskipun kutu busuk, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘bangsat’ dalam bahasa Jawa, telah menjadi permasalahan besar di Paris, ahli parasitologi dari Fakultas Kesehatan Universitas Gadjah Mada (FK UGM), Profesor Tri Baskoro Tunggul Satoto, MSc, PhD, mengklarifikasi bahwa kutu busuk ini sebenarnya tidak membahayakan kesehatan manusia. Namun, gigitan kutu busuk dapat sangat mengganggu dan memicu reaksi alergi, seperti ruam pada kulit.
“Namun gigitannya sangat mengganggu karena dapat menimbulkan reaksi alergi berupa ruam kemerahan pada kulit. Hingga saat ini belum ada laporan bahwa kutu busuk dapat menularkan penyakit tertentu,” lanjut Profesor Tri saat diwawancarai.
Kutu busuk adalah serangga kecil yang hidup dengan mengonsumsi darah manusia atau hewan peliharaan. Meskipun mereka tidak menyebabkan penyakit tertentu, gigitan mereka dapat menimbulkan rasa gatal, iritasi, dan reaksi alergi pada beberapa individu. Hal ini dapat sangat mengganggu kenyamanan sehari-hari dan kualitas hidup.