Bengkulu – Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H menjadi peringatan penting bagi umat Islam untuk kembali merenungkan dan meneladani akhlak mulia Rasulullah. Dalam konteks kehidupan berbangsa, momentum ini dijadikan pengingat agar umat Islam senantiasa menerapkan nilai-nilai luhur yang diajarkan Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari, terutama di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Melalui peringatan ini, masyarakat diajak untuk menyempurnakan akhlak sebagai fondasi kehidupan yang lebih harmonis dan damai.
Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H/2024 M yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu di Masjid Raya Baitul Izzah pada Minggu, 15 September 2024, menjadi wadah refleksi bagi masyarakat. Dalam sambutannya, Asisten I Setda Bengkulu Bidang Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat, Khairil Anwar, menegaskan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah terutama dalam konsep Bhinneka Tunggal Ika yang telah menjadi dasar kebangsaan Indonesia.
Menurut Khairil, sifat tasamuh atau toleransi yang diajarkan oleh Rasulullah adalah kunci utama untuk menjaga keharmonisan di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan budaya di Indonesia, khususnya di Bengkulu. “Toleransi dalam menghadapi keberagaman masyarakat adalah kunci untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Hal ini sangat penting untuk mencegah perpecahan, khususnya di Bengkulu,” ungkap Khairil.
Nilai Toleransi Sebagai Fondasi Kebersamaan
Dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika, Khairil mengajak masyarakat untuk terus memupuk sikap toleransi demi menjaga keharmonisan di tengah perbedaan. Dengan adanya perbedaan suku, agama, ras, budaya, dan golongan, masyarakat harus mampu menghargai satu sama lain agar tercipta kohesi sosial yang kokoh. Sikap saling menghormati inilah yang menjadi kunci utama dalam membangun masyarakat yang harmonis dan kuat, serta terhindar dari perpecahan.
“Keanekaragaman yang kita miliki adalah kekayaan dan keindahan. Perbedaan itu sendiri adalah rahmat, kekuatan, dan karunia yang harus kita wujudkan melalui sikap saling menghormati,” tambah Khairil.
Lebih lanjut, Khairil menekankan bahwa dengan menjunjung tinggi nilai toleransi, masyarakat Bengkulu akan semakin kokoh dan sulit untuk dipecah belah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Menurutnya, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Rasulullah sangat relevan untuk diterapkan, terutama di tengah arus globalisasi dan informasi yang semakin cepat.
Sinergi Ulama dan Umara untuk Masyarakat Madani
Tidak hanya itu, H. Ahmad Yunizar, seorang tokoh agama yang turut hadir dalam acara tersebut, menyoroti pentingnya sinergi antara ulama dan umara (pemerintah) dalam menjaga stabilitas masyarakat. Menurut Yunizar, ulama dan umara memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masyarakat yang madani, di mana kedua pihak harus saling mendukung dan bersinergi demi tercapainya kesejahteraan dan kedamaian di masyarakat.
“Perubahan sosial yang cepat akibat era disrupsi informasi menuntut kekompakan antara ulama dan umara untuk menjaga stabilitas masyarakat. Sinergi ini akan memperkuat nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan di atas segala perbedaan,” ungkap Yunizar dalam ceramah singkatnya pada peringatan Maulid Nabi SAW 1446 H.
Yunizar juga menambahkan bahwa dalam setiap perkembangan peradaban manusia, ulama dan umara selalu memegang peran yang signifikan. Ulama, sebagai pembawa nilai-nilai spiritual, harus terus memberikan bimbingan moral kepada masyarakat, sementara umara bertugas untuk memastikan bahwa pemerintahan berjalan sesuai dengan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan.
“Ulama dan umara adalah dua elemen penting dalam perkembangan peradaban manusia. Mereka perlu bekerja sama dalam menyebarkan kebaikan, kedamaian, kesejahteraan, dan ketenteraman bagi seluruh masyarakat,” tegas Yunizar.
Menghadapi Tantangan Era Disrupsi
Dalam konteks modern, di mana era disrupsi informasi dan teknologi mengubah cara masyarakat berinteraksi dan berpikir, sinergi antara ulama dan umara menjadi semakin penting. Menurut Yunizar, ulama dan umara harus bekerja sama untuk mengantisipasi dampak negatif dari era disrupsi yang sering kali membawa informasi yang menyesatkan atau memecah belah masyarakat.
Dengan sinergi yang kuat, kedua elemen ini dapat menjadi benteng utama dalam menjaga stabilitas sosial, memperkuat rasa toleransi, serta mendorong masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan. Sinergi antara ulama dan umara juga diharapkan dapat menjadi jembatan menuju masyarakat madani yang berkeadilan dan sejahtera.
Menjaga Persatuan dan Kesatuan di Bengkulu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Bengkulu ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkuat semangat persatuan di tengah keberagaman. Pemerintah dan tokoh agama berharap, melalui peringatan ini, masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga toleransi, saling menghormati, dan bekerja sama demi terciptanya masyarakat yang damai dan sejahtera.
Selain itu, momentum ini juga dijadikan sebagai refleksi bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat Bengkulu dalam menghadapi tantangan-tantangan global yang semakin kompleks. Melalui penerapan nilai-nilai luhur yang diajarkan Rasulullah, diharapkan Bengkulu bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan masyarakat yang harmonis di tengah keragaman.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H ini diharapkan menjadi pengingat bahwa toleransi, persatuan, dan sinergi antara ulama dan umara adalah kunci dalam membangun masyarakat yang kuat dan berdaya saing di era modern. Dengan semangat kebersamaan yang terus terjaga, Bengkulu akan tetap menjadi wilayah yang aman, damai, dan sejahtera bagi semua golongan.