Alaku

Pemkot Lubuk Linggau Tunggak Pembayaran ke BPJS Kesehatan, Total Capai Rp 22,5 Miliar

Pemkot Lubuk Linggau Tunggak Pembayaran ke BPJS Kesehatan, Total Capai Rp 22,5 Miliar

Lubuk Linggau – Hutang Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuk Linggau kepada BPJS Kesehatan terus meningkat, dan per September 2024 tercatat mencapai angka Rp 22,5 miliar. Angka ini menjadi perhatian publik, terutama setelah salah satu bakal calon kepala daerah memasukkan pelunasan hutang tersebut dalam program kerjanya, saat nominal hutang masih berada di angka Rp 16 miliar.

Kepala BPJS Kesehatan Lubuk Linggau, Yunita Ibnu, melalui Raden Patria Danu Negara, Kepala Bagian SDM, Umum, dan Komunikasi BPJS Kesehatan Lubuk Linggau, mengonfirmasi adanya tunggakan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Pemkot Lubuk Linggau yang belum diselesaikan.

Baca Juga:  Pengumuman: Download Aplikasi Pesan Alaku di Google Play Store

BPJS Tetap Komitmen Melayani Masyarakat

Meskipun ada tunggakan, BPJS Kesehatan menegaskan tetap berkomitmen untuk menjalankan kewajiban dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di seluruh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS. “Kami tetap merealisasikan biaya pelayanan kesehatan di seluruh fasilitas yang bermitra dengan BPJS Kesehatan, meskipun ada tunggakan dari Pemkot Lubuk Linggau,” ungkap Raden Patria Danu Negara, Rabu (11/9/2024).

Untuk mengatasi persoalan ini, BPJS Kesehatan telah berkoordinasi dengan Pemkot Lubuk Linggau guna mengusulkan tambahan anggaran iuran JKN dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024. “Kami telah mengusulkan kekurangan anggaran iuran JKN kepada Pemkot untuk dimasukkan dalam APBD 2024,” tambahnya.

Baca Juga:  Komunitas Batak Muslim Lubuk Linggau Konsisten Dukung YOKteRUS Menuju Pilkada 2024

Tunggakan Iuran yang Terus Meningkat

Tunggakan iuran JKN oleh Pemkot Lubuk Linggau yang belum terselesaikan menjadi sorotan, mengingat jumlahnya yang terus bertambah dari Rp 16 miliar menjadi Rp 22,5 miliar hanya dalam beberapa bulan terakhir. “Hingga September ini, kekurangan iuran yang belum dibayarkan mencapai sekitar Rp 22,5 miliar,” jelas Patria.

1 2

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan