Bengkulu – Sektor ekonomi kreatif Indonesia semakin berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 mencatat bahwa kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari Rp1.300 triliun. (Dilansir dari kemenparekraf.go.id)
Subsektor yang paling menonjol adalah kuliner, fashion, dan kriya, yang sebagian besar dijalankan oleh pelaku UMKM. Perkembangan teknologi digital turut membantu UMKM menembus pasar internasional melalui platform e-commerce. Contohnya, produk batik dari Pekalongan kini bisa dipasarkan ke Eropa hanya melalui toko online.
Namun, UMKM kreatif juga menghadapi tantangan. Akses permodalan yang terbatas, rendahnya literasi digital, serta keterbatasan branding menjadi hambatan utama. Untuk itu, pemerintah meluncurkan berbagai program pendampingan, termasuk bantuan modal, pelatihan pemasaran digital, hingga fasilitasi hak kekayaan intelektual.
Selain itu, generasi muda berperan penting dalam mendorong ekonomi kreatif. Dengan kreativitas dan pemahaman teknologi, mereka bisa menciptakan produk inovatif yang memiliki daya saing global. Misalnya, game developer lokal yang produknya sudah digunakan jutaan orang di seluruh dunia.















