Kendati belum ada bukti kuat yang mengindikasikan keterlibatan harimau dalam insiden tersebut, komentar-komentar dari warganet menggambarkan tingginya kekhawatiran akan konflik antara manusia dan satwa liar di tengah perubahan lingkungan. Beberapa komentar juga mengingatkan pentingnya pelestarian habitat alam untuk mencegah terjadinya konflik serupa di masa depan.
Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan telah memberikan penjelasan awal bahwa kemungkinan serangan terhadap rusa berasal dari anjing liar, bukan harimau. Meskipun demikian, perbincangan di media sosial menggambarkan kesadaran akan perlunya keseimbangan ekosistem dan langkah-langkah pelestarian untuk melindungi habitat satwa liar.















