Namun, menurut Wahid, setelah pemeriksaan yang dilakukan, mereka menyimpulkan bahwa kematian rusa tersebut tidak disebabkan oleh harimau atau keluarga dari kucing-kucing besar. “Tapi dari kemarin, foto-foto dan video yang disampaikan ke kami itu, kami sampaikan bahwa itu bukan dari harimau ataupun keluarga dari kucing-kucing,” jelasnya.
Wahid menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab kematian rusa. “Kami masih dalam tahap penyelidikan untuk memastikan faktor penyebab kematian ini. Semua aspek akan kami teliti dengan seksama,” tambahnya.
Wahid Nurrudin, Pengendali Ekosistem Hutan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, mengakui bahwa jejak tapak yang ditemukan di lokasi kandang rusa mirip dengan jejak keluarga kucing-kucingan. Namun, Wahid menegaskan perbedaan ukuran, yakni antara kucing kecil dan besar.
“Dan memang Wahid mengakui jejak tapaknya sama dengan keluarga kucing-kucingan. Hanya saja, beda ukuran yakni kucing kecil dan besar,” ungkap Wahid Nurrudin. Ia menjelaskan bahwa hasil observasi menunjukkan tapak yang ditemukan memiliki karakteristik yang serupa dengan keluarga kucing, namun ukurannya berbeda.
“Nah, tapak yang ada di sini yang terlihat kukunya tertancap di tanah itu. Nah, itu ciri-ciri tapak dari anjing,” tambahnya. Wahid menjelaskan bahwa karakteristik tertancapnya kuku di tanah menjadi salah satu tanda bahwa jejak tersebut lebih mirip dengan anjing daripada harimau atau kucing besar.















