Jakarta – Kereta api menjadi salah satu moda transportasi umum yang sangat populer di Indonesia. Setiap tahun, 28 September diperingati sebagai Hari Kereta Api Nasional untuk merayakan sejarah panjang dan kontribusi kereta api dalam mobilitas masyarakat. Mari kita telaah kapan kereta api pertama kali hadir di Indonesia.
Awal Mula Perkeretaapian di Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai pada 17 Juni 1864 ketika jalur rel pertama dibangun menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta). Semarang dipilih sebagai titik awal karena perannya yang penting dalam pemerintahan Kolonial Belanda, serta sebagai pusat perdagangan utama, terutama gula.
Pembangunan jalur ini dilakukan oleh perusahaan swasta, NV Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), yang didirikan pada 1862. Jalur kereta api pertama ini menandai lahirnya era perkeretaapian di Indonesia.
Perkembangan Rute Kereta Api di Indonesia
Setelah kesuksesan NISM, pemerintah Kolonial Belanda melanjutkan pembangunan jalur kereta api negara melalui Staatsspoorwegen (SS), dengan rute pertama meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Dalam periode ini, banyak investor swasta juga ikut berkontribusi dalam pembangunan jalur kereta di berbagai wilayah Indonesia, seperti Aceh pada 1876, Sumatera Utara pada 1889, dan Sulawesi pada 1922.
Hingga akhir 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km, dengan rincian 4.089 km rel milik pemerintah dan 3.375 km milik swasta.
Perubahan Kepemilikan dan Pengelolaan Kereta Api
Setelah Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, pengelolaan kereta api beralih ke tangan mereka dengan nama Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api). Namun, selama masa Jepang, fokus utama pengoperasian kereta api adalah untuk keperluan perang.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 1945, rakyat Indonesia berhasil merebut Kantor Pusat Kereta Api di Bandung dari Jepang pada 28 September 1945. Peristiwa ini kemudian diabadikan sebagai Hari Kereta Api Indonesia.
Pascakemerdekaan dan Perkembangan Selanjutnya
Melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Desember 1949, aset-aset kereta api yang sebelumnya dikuasai oleh pemerintah Kolonial Belanda dan Jepang diserahkan kepada Indonesia. Pembentukan Djawatan Kereta Api (DKA) pada 1950 menandai langkah awal pengelolaan kereta api oleh Indonesia.
DKA mengalami beberapa pergantian nama, dari Perusahaan Negara Api (PNKA) hingga menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun 2011, dan hingga saat ini tetap dikenal dengan nama tersebut.
Kesimpulan
Hari Kereta Api Nasional bukan hanya menjadi peringatan akan sejarah panjang kereta api di Indonesia, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya moda transportasi ini dalam menghubungkan berbagai wilayah di nusantara. Pada tahun 2023, kereta api melayani 371 juta penumpang, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.