Penggunaan Building Information Modelling (BIM) dan Light Detection and Ranging (LIDAR) dalam desain adalah langkah progresif yang memungkinkan penggambaran detail yang sangat akurat tentang proyek ini. BIM memungkinkan pemodelan 3D yang komprehensif, mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber untuk menciptakan desain yang efisien dan akurat. LIDAR, dengan kemampuannya untuk memetakan topografi dan permukaan tanah dengan tingkat presisi tinggi, menjadi alat yang sangat berharga dalam pemetaan lahan.
Dalam hal pengerjaan tanah, teknologi terkini Kolom Grout Modular (KGM) telah diterapkan. KGM melibatkan pengeboran lapisan tanah dan penyuntikan pasta beton sebagai penyalur beban ke lapisan tanah keras di bawahnya. Ini meningkatkan stabilitas dan daya tahan struktur, memungkinkan jalan tol untuk bertahan dalam berbagai kondisi cuaca dan beban kendaraan.
Proyek pembangunan Jalan Tol Lubuk Alung menunjukkan komitmen serius dalam memberikan fasilitas yang aman dan efisien bagi pengguna jalan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan membangun sebanyak 14 underpass di berbagai titik strategis. Di samping itu, untuk ruas yang melintasi perlintasan kereta api jalur Bandara Internasional Minangkabau – Kayu Tanami, dibangun 4 underpass untuk memastikan kelancaran lintasannya.
Keberadaan underpass yang dibangun pada jalan tol ini akan memberikan keleluasaan kepada pengguna jalan dalam berpindah dari satu sisi jalan ke sisi yang lain, tanpa harus menghadapi hambatan lalu lintas. Dengan 14 underpass yang direncanakan, proyek ini akan memberikan akses yang lebih mudah dan aman kepada masyarakat yang harus menyeberangi jalan tol.
Tjahjo Purnomo, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, mengungkapkan bahwa kondisi tanah dasar di sekitar perlintasan seringkali merupakan tanah lunak. Oleh karena itu, metode struktur kaki seribu atau pile slab digunakan pada bagian jalan pendekatan jembatan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan stabilitas jalan tol yang melewati perlintasan ini.
