Alaku
Alaku
Artikel

Pentingnya Niat dalam Puasa Ramadhan Menurut Hadits dan Fikih

×

Pentingnya Niat dalam Puasa Ramadhan Menurut Hadits dan Fikih

Sebarkan artikel ini
Pentingnya Niat dalam Puasa Ramadhan Menurut Hadits dan Fikih
Pentingnya Niat dalam Puasa Ramadhan Menurut Hadits dan Fikih / foto ilustrasi buka puasa / getty images

Jakarta – Dalam praktik puasa Ramadhan, niat memiliki peran yang krusial dalam menentukan keabsahan ibadah puasa. Berdasarkan hadits, Rasulullah SAW menekankan, “Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya.” (HR. An-Nasa i dan Abu Dawud). Ini menunjukkan bahwa niat harus dilakukan sebelum fajar untuk sahnya puasa pada hari tersebut.

Bacaan Niat Puasa Ramadhan: Sehari atau Sebulan?

Menurut Syekh Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad al-Hishni dalam Kifayatul Ahyar, “Puasa tidak sah tanpa niat. Keharusan niat didasarkan pada hadits. Tempat niat itu di hati.” Dalam praktiknya, umat Islam memiliki pilihan untuk berniat puasa setiap hari atau membuat niat untuk sebulan penuh pada awal Ramadhan, tergantung pada pandangan fiqih yang diikuti.

Perbedaan Pendapat dalam Fikih

  1. Mazhab Syafi’i mengajarkan bahwa niat puasa sebulan hanya mencukupi untuk hari pertama, dan setiap hari berikutnya harus diniati secara terpisah.
  2. Sementara itu, Imam Malik berpendapat bahwa niat puasa untuk sebulan penuh pada malam hari pertama sudah cukup untuk seluruh bulan.
Baca Juga:  Perpanjang SIM Mati Tanpa Harus Buat Baru, Begini Caranya

Bacaan Niat Puasa Sebulan Penuh

Dikutip dari buku Fikih Puasa oleh Ali Musthafa Siregar, niat puasa sebulan penuh bisa dilafalkan dengan bacaan: نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى (Arab Latin: Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.) Yang berarti: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini, wajib karena Allah Ta’ala.”

Niat Harian Puasa Ramadhan

Untuk niat harian, bacaannya adalah: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى (Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.) Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

Baca Juga:  Ramadhan Berkah, Bupati Lebong dan Ketua TP PKK Bagikan Takjil di Terminal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *