Oleh Oktaliansyah
PERTEMUAN pertama saya dengan Agi Agusrin masih terasa segar di ingatan. Waktu itu, ia baru kembali dari London. Dengan cara bicara yang tenang dan penuh percaya diri, ia memperkenalkan dirinya sebagai seorang arsitek yang ingin mendedikasikan hidupnya untuk Bengkulu. Penampilannya sederhana, tapi ada karisma yang kuat dalam setiap ucapannya.
Wawancara pertama kami berlangsung di sebuah kafe kecil di tengah kota. Saat itu, ia berbicara dengan penuh semangat tentang ide-idenya untuk membangun Bengkulu. Tidak sekadar membangun secara fisik, tetapi juga memberdayakan masyarakat. Ia membahas program pemberdayaan UMKM, akses internet gratis untuk anak muda, hingga pengembangan pariwisata yang lebih inklusif. Semua itu disampaikan dengan detail dan matang, seolah ia telah memikirkan semuanya jauh sebelum terjun ke dunia politik.
Yang membuat saya kagum adalah antusiasmenya. Saat ia bercerita, ada sinar di matanya yang menunjukkan kecintaannya pada Bengkulu. “Saya tumbuh di sini, dan saya merasa berhutang pada tempat ini. Kalau saya bisa membantu, sekecil apa pun, itu sudah cukup berarti,” katanya dengan nada yang tulus.