Sudut Pandang Okta
BEBERAPA HARI LALU, tepatnya Rabu (21/5/25) saya melangkah ke salah satu kantor Bank BUMN di Bengkulu untuk keperluan membuka rekening giro, sebuah langkah kecil namun penting bagi kelangsungan usaha pembuatan website yang saya rintis. Tak disangka, pengalaman sederhana ini berubah menjadi momen yang membekas.
Begitu melewati pintu masuk, saya disambut senyum hangat dari dua satpam, seorang pria dan wanita. “Ada yang bisa dibantu, Pak?” sapa satpam wanita dengan ramah. “Saya mau buat rekening giro,” jawab saya singkat. Tanpa banyak basa-basi, beliau langsung menyerahkan nomor antrian.
Suasana bank kala itu cukup tenang. Nasabah duduk menunggu panggilan, beberapa pegawai tampak sibuk di meja masing-masing. Namun tepat pukul 10.00 WIB, kejadian tak biasa membuat saya terdiam. Tiba-tiba terdengar lagu kebangsaan Indonesia Raya diputar dari pengeras suara.
“Dimohon berdiri sejenak,” ujar sang satpam pria. Seketika semua orang berdiri, nasabah, pegawai, hingga satpam sendiri. Tak ada paksaan, tak ada keraguan. Semua berdiri dalam diam dengan sikap sempurna. Bulu kuduk saya merinding. Dalam ruangan berpendingin udara itu, justru ada rasa hangat yang menyusup, rasa cinta tanah air.