Ini termasuk dimensi ekologi Al-Qur’an. Fakta bahwa mayoritas ayat yang disebutkan dalam Al-Qur’an membahas alam, bumi, dan dunia benar-benar dikonfirmasi oleh pernyataan ini. Bumi diciptakan oleh Tuhan, dan banyak ayat dalam Al-Qur’an menjelaskan mengapa bumi ada dan harus dihancurkan. Lebih tepatnya, Al-Qur’an menerapkan peran yang dilakukan setiap elemen dunia dalam menjaga keseimbangan bumi dan mengidealkan bagaimana bumi terbentuk.
Beberapa ide terbaik yang dapat diterapkan pada gagasan politik ekologi—yang berupaya mengatur lingkungan secara berkelanjutan—dapat ditemukan dalam Al-Qur’an. Selain itu, Al-Qur’an mencantumkan sejumlah arahan untuk menjaga keseimbangan alam, dan juga mengutip ancaman bagi manusia yang dapat mengganggu lingkungan, seperti dalam firman Allah dalam Surat Al-A’raf (ayat 56): “Dan janganlah kamu merusak alam. “Tanah itu telah disembuhkan (oleh Allah).” Ayat ini menyoroti tugas moral dan teologis yang harus dimiliki manusia untuk melindungi lingkungan sebagai amanat dari Tuhan. Dengan demikian, mengembangkan sudut pandang Al-Qur’an tentang eko-politik merupakan langkah awal yang penting dalam memotivasi umat Islam untuk melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai khalifah duniawi.