Kampung IV, Alaku News – Gunung Dempo, yang merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan, menawarkan pesona alam yang memukau dan petualangan mendebarkan bagi para pendaki. Di kaki gunung yang megah ini terletak Kampung IV Pagar Alam, sebuah desa dengan pemandangan yang memikat dan penduduk yang ramah.
Kampung IV, yang terletak di Kecamatan Pagar Alam Utara, merupakan desa terakhir yang dapat dijangkau oleh para pendaki sebelum memulai perjalanan menantang ke puncak Gunung Dempo. Bagi mereka yang berencana untuk menaklukkan gunung ini, Kampung IV adalah tempat yang ideal untuk beristirahat dan mempersiapkan diri.
Salah satu jalur yang biasa digunakan oleh pendaki untuk mencapai puncak Gunung Dempo adalah melalui Kampung IV. Untuk mencapai desa ini, para pendaki dapat naik truk dari pabrik teh PTPN 7, yang merupakan salah satu pilihan transportasi yang sering digunakan.
Salah satu daya tarik utama Kampung IV adalah pemandangan alam yang menakjubkan. Di sini, para pengunjung dapat menikmati keindahan alam pegunungan, hutan yang hijau, serta sungai-sungai yang mengalir dengan jernih. Suasana tenang dan damai di desa ini membuatnya menjadi tempat yang sempurna untuk melepaskan penat dan meresapi kecantikan alam sekitarnya.
Selain pemandangan yang indah, penduduk Kampung IV, Pagar Alam juga dikenal sangat ramah dan sederhana. Mereka dengan senang hati menyambut para pendaki dan wisatawan yang datang ke desa ini. Wisatawan dapat belajar tentang budaya lokal, berinteraksi dengan penduduk setempat, dan bahkan mencicipi hidangan khas Sumatera Selatan yang lezat.
Kampung IV juga merupakan tempat yang strategis bagi pendaki yang ingin beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan mendaki Gunung Dempo. Di sini, tersedia berbagai akomodasi sederhana seperti homestay dan losmen yang akan memastikan kenyamanan para pendaki.
Dengan segala pesonanya, Kampung IV di kaki Gunung Dempo adalah tempat yang layak untuk dikunjungi bagi para pecinta alam dan petualangan. Pemandangan alam yang indah, keramahan penduduk, dan kenyamanan yang disediakan membuatnya menjadi destinasi yang menarik di Provinsi Sumatera Selatan. Bagi para pendaki, Kampung IV adalah titik awal yang sempurna untuk memulai petualangan mereka menuju puncak Gunung Dempo yang menakjubkan.
Perjalanan ini mengharuskan Anda menelusuri perkebunan teh yang sangat luas dan tentunya menanjak. Namun, pengalaman ini akan memberikan kepuasan tersendiri bagi para petualang.
Berjalan kaki dari Pabrik Teh PTPN 7 menuju Kampung IV adalah pengalaman yang memerlukan fisik yang kuat. Berdasarkan pengalaman seorang petualang, perjalanan ini memakan waktu sekitar 2 jam. Dengan berjalan kaki, Anda akan melewati jalur yang menanjak dan menelusuri perkebunan teh yang hijau luas, memberikan Anda kesempatan untuk merasakan keindahan alam Sumatera Selatan.
Pengalaman yang tak terlupakan ini dapat dibilang dimulai saat matahari masih tidur, karena perjalanan menuju Kampung IV dimulai pada pukul 2 dini hari. Saat itu,
Ketika tiba di Kampung IV, para pendaki disambut oleh salah seorang pengelola basecamp pendakian Gunung Dempo. Mereka kemudian dipersilahkan untuk beristirahat di dalam balai desa. Balai desa ini biasanya digunakan sebagai tempat beristirahatnya pendaki sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak gunung keesokan harinya.
Saat ini, Kampung IV, Pagar Alam telah dialiri listrik, meskipun tidak selama 24 jam. Listrik di desa ini biasanya hanya tersedia hingga malam hari, dan saat malam tiba, lampu-lampu akan padam. Oleh karena itu, masyarakat Kampung IV sering mengandalkan genset pada malam hari, walaupun biasanya hanya dapat bertahan hingga jam 22.00 WIB.
Suara selang-seling sahutan ayam membangunkan penduduk Kampung IV dari tidur pagi mereka. Pagi yang cerah ini, seperti biasanya, saya segera menuju masjid yang bersebelahan dengan balai desa untuk menunaikan salat subuh. Suara adzan yang merdu memenuhi udara, mengingatkan kami akan kewajiban keagamaan yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Setelah menyelesaikan salat, saya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar Kampung IV untuk mengurangi rasa dingin pagi. Perlahan-lahan, mentari mulai menampakan dirinya di ufuk timur, menciptakan siluet yang indah di balik perbukitan hijau. Saya mengambil kamera dan berhasil mengabadikan keindahan momen itu, karena begitu banyak kenangan indah yang harus diabadikan di tempat ini.
Seiring berjalannya waktu, matahari semakin terang, dan dari Kampung IV, semua orang bisa melihat kota Pagaralam yang terletak di kejauhan. Sesuai dengan namanya, kota ini dikelilingi oleh Pegunungan Bukit Barisan, dengan Gunung Dempo yang menjulang tinggi menjadi pemandangan utama yang dapat terlihat dari Kampung IV.
Keberadaan Gunung Dempo, yang merupakan gunung berapi aktif, adalah suatu anugerah bagi masyarakat Kampung IV. Meskipun gunung ini berpotensi berbahaya, namun ada keyakinan bahwa keberadaan kawahnya di Puncak Merapi di balik Gunung Dempo berperan seperti dinding pelindung alam. Sehingga, jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Dempo, kehidupan sehari-hari masyarakat akan tetap berlanjut seperti biasa.
Seorang pria salah satu warga di kampung tersebut berbagi kenangannya, “Waktu tahun 2009 saat Gunung Dempo meletus, kami warga Kampung IV aman-aman saja, mas.” Kata-kata ini menggambarkan tingkat kepercayaan dan ketenangan yang dimiliki oleh penduduk setempat dalam menghadapi potensi bahaya alam.
Matahari semakin tinggi di langit, dan kehidupan di kampung yang damai ini mulai menunjukkan keberagamannya. Para petani pergi ke ladang, anak-anak bermain di halaman, dan sebagian penduduk sibuk dengan aktivitas sehari-hari mereka. Suasana yang damai dan harmonis di Kampung IV adalah gambaran yang sempurna dari keragaman alam dan budaya yang menggambarkan keindahan Sumatera Selatan.
Suasana pagi di Kampung IV di kaki Gunung Dempo semakin hidup dengan suara riang anak-anak kecil yang mulai bermain di halaman rumahnya. Namun, ada yang unik dalam kehidupan sehari-hari di desa ini; meskipun berada di Provinsi Sumatera Selatan, bahasa dominan yang digunakan di sini adalah Bahasa Jawa.
Kampung IV, yang terletak di Kecamatan Pagar Alam Utara, memiliki sejarah yang kaya akan migrasi penduduk. Banyak dari warga yang tinggal di kampung ini berasal dari wilayah Jawa seperti Purwokerto, Wonosobo, Tegal, Kebumen, dan daerah-daerah sekitarnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akibatnya, Bahasa Jawa menjadi bahasa utama yang digunakan dalam interaksi sehari-hari di kampung ini.
Meskipun Bahasa Jawa mendominasi, warga setempat juga berbicara dalam Bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa resmi di Indonesia. Bagi mereka yang hanya sedikit mengerti Bahasa Jawa, seperti penulis berita ini, tetap dapat berbaur dengan warga setempat dan berkomunikasi dengan mudah. Ini menunjukkan tingkat keramahan dan kedamaian yang ada di Kampung IV.
Walau hanya singgah sehari semalam di Kampung IV, keindahan alamnya dan keramahan warganya meninggalkan kesan yang mendalam. Pengalaman ini membuat saya rindu untuk bisa kembali ke kampung ini suatu hari nanti. Kampung IV adalah contoh yang menarik dari beragam budaya dan bahasa yang dapat bersatu dalam kedamaian dan harmoni di tengah keindahan alam Sumatera Selatan.