Viral Tradisi Gebrak Dukun, Dokter Peringatkan Bahayanya

Viral Tradisi Gebrak Dukun, Dokter Peringatkan Bahayanya – foto istimewa (screenshot)

Viral Tradisi Gebrak Dukun, sebuah video menarik perhatian publik setelah beredar di media sosial. Dalam video tersebut, seorang nenek memukul tempat tidur, dan seorang bayi yang baru berusia beberapa hari terkejut. Ternyata, nenek tersebut diduga sebagai dukun yang menjalani ritual tradisional Jawa untuk mencegah bayi terkejut dengan cara tersebut.

Rekaman video ini memperlihatkan ekspresi kejutan bayi yang merenggangkan tangan dan kakinya saat sang nenek berulang kali memukul baskom yang tertutup kain di kasur tempat bayi berbaring. Video tersebut menjadi viral dan mendapat banyak komentar, di antaranya ada yang merasa marah dan kasihan terhadap bayi yang masih sangat muda dan tampak shock.

Video ini menarik perhatian tidak hanya warganet, tetapi juga dokter spesialis anak di RSIA Tumbuh Kembang Depok, yaitu dr. Miza Dito Afrizal, Sp.A, BmedSci, M.Kes. Dr. Miza menyampaikan penjelasan medis terkait kejadian tersebut.

“Saya mohon maaf jika ini memang tradisi, tetapi saya ingin menjelaskan dari sudut pandang medis,” ungkap dr. Miza.

“Bayi yang baru lahir membawa refleks primitif yang diperoleh sejak lahir. Salah satu refleks primitif tersebut adalah refleks moro, seperti yang terlihat dalam video tersebut. Refleks moro ini adalah tanda bahwa perkembangan otak bayi berjalan normal,” lanjutnya.

Baca Juga:  Mahfud MD : Politik Identitas Berbahaya

Dr. Miza juga menjelaskan bahwa refleks moro adalah hal yang normal dan umum terjadi pada bayi, biasanya akan hilang dengan sendirinya saat bayi mencapai usia 4 hingga 5 bulan. Refleks ini kemudian akan berkembang menjadi jenis refleks lain, seperti refleks kaget terhadap suara pintu atau benda jatuh.

Selanjutnya, dr. Miza mengungkapkan beberapa risiko serius yang dapat terjadi jika tradisi “gebrak bayi” seperti yang terlihat dalam video viral tersebut terus berlanjut. Bahaya termasuk kematian mendadak dapat mengancam bayi.

“Jika bayi mengalami pendarahan di otak, ada kemungkinan terjadinya kematian mendadak, atau dalam kasus selamat, bayi bisa mengalami cacat seumur hidup,” peringatannya.

Dalam menghadapi situasi ini, dr. Miza mendorong kesadaran masyarakat untuk memahami konsekuensi medis dari tindakan yang melibatkan bayi. Ia berharap agar orang tua dan masyarakat lebih bijaksana dalam menjaga kesehatan dan keselamatan bayi, serta mempercayakan penanganan medis pada ahli yang terlatih.

Baca Juga:  Waspada Peredaran Uang Palsu di Bengkulu Pecahan Rp100 Ribu

Kontroversi video ini menyoroti perlunya pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan bayi dan tindakan yang aman dalam merawat mereka. Dengan kesadaran yang lebih tinggi tentang risiko dan bahaya yang dapat timbul, diharapkan bahwa tradisi-tradisi berbahaya seperti ini dapat dikurangi atau bahkan dihentikan demi kebaikan bayi-bayi yang baru lahir.

Dalam melanjutkan isu ini, perlu adanya upaya yang lebih luas dalam mendidik masyarakat tentang perlunya menjaga kesehatan dan keselamatan bayi, serta pentingnya mematuhi pedoman medis yang telah ditetapkan.

Dokter Miza menyampaikan bahwa tradisi-tradisi seperti “gebrak bayi” harus disadari sebagai tindakan berisiko tinggi yang dapat mengakibatkan konsekuensi serius, termasuk kematian mendadak dan cacat seumur hidup. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menghormati pengetahuan medis dan menghindari praktik-praktik yang dapat membahayakan anak-anak.

Selain itu, para ahli kesehatan dan organisasi terkait perlu berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perkembangan bayi dan tindakan yang aman dalam merawat mereka. Melalui program-program pendidikan dan kampanye kesadaran, diharapkan bahwa pengetahuan tentang kesehatan bayi akan meningkat dan praktik-praktik berbahaya dapat dihindari.

Baca Juga:  Denny Caknan Selebrasi “Siuuuu” ala Christian Ronaldo Usai Ijab Kobul!

Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi praktik kesehatan tradisional untuk melindungi kepentingan dan keselamatan bayi. Diperlukan kebijakan yang jelas dan penegakan hukum yang ketat terhadap praktik-praktik yang berpotensi membahayakan kesehatan bayi.

Di tengah perdebatan ini, penting untuk menjaga dialog terbuka dan konstruktif antara para pendukung tradisi dan para ahli medis. Melalui dialog yang baik, dapat dicapai pemahaman bersama tentang perlunya mengutamakan kesejahteraan bayi dan mencegah risiko yang tidak perlu.

Kesadaran akan pentingnya kesehatan bayi dan penolakan terhadap praktik-praktik berbahaya harus terus ditingkatkan di masyarakat. Dengan melakukan langkah-langkah ini, diharapkan bahwa video seperti yang viral tersebut dapat menjadi pemicu perubahan positif dan kesadaran yang lebih luas tentang perlunya melindungi anak-anak, termasuk dalam praktik-praktik tradisional yang melibatkan mereka.

Viral Tradisi Gebrak Dukun

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan