Viral Kakek Juhani, Minta Turun dari Pesawat dalam Perjalanan Haji

Viral Kakek Juhani, Minta Turun dari Pesawat dalam Perjalanan Haji – foto istimewa

Viral Kakek Juhani, seorang jemaah haji berusia 95 tahun, menjadi viral karena meminta turun dari pesawat untuk memberi makan ayam peliharaannya. Ternyata, kondisi kesehatan Kakek Juhani mengalami dimensia atau penurunan daya ingat, seperti yang didiagnosa oleh dokter spesialis jiwa di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah, menurut Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter 1 Embarkasi Kertajati (KJT-01) dr Amalia Pratiwi.

Juhani didiagnosis mengalami demensia karena usianya yang sudah lebih dari 60 tahun dan mengalami penurunan hilang ingatan,” ungkapnya pada Minggu lalu (4/6).

TKH ini sedang berada di Hotel Front Tiba Madinah, dan dia sedang menghibur Kakek Juhani. Menurutnya, saat insiden viral terjadi, Kakek Juhani tidak menyadari bahwa dia berada di pesawat dan dalam perjalanan haji.

“Yang dia ingat hanyalah dia ingin turun dari pesawat dan memberi makan ayam-ayamnya. Padahal, kita sudah tiba di bandara Madinah,” jelasnya.

Setelah tiba di Madinah, TKH dari Kloter KJT-01 segera berkonsultasi dengan dokter spesialis di KKHI Madinah tentang kejadian tersebut.

Baca Juga:  Waspada Peredaran Uang Palsu di Bengkulu Pecahan Rp100 Ribu

“Kemudian, Kakek Juhani diberikan obat penenang agar dia lebih tenang. Alhamdulillah, sekarang dia lebih tenang dan menyadari bahwa dia akan melaksanakan ibadah haji,” tambahnya.

Menurutnya, Juhani menjadi cemas setelah dua jam di dalam pesawat terbang. Sebagai seorang jemaah haji lansia yang tergabung dalam Kloter KJT-01, dia enggan duduk dan terus berjalan bolak-balik dari depan ke belakang pesawat. Terlebih lagi, ini adalah pengalaman pertamanya naik pesawat.

“Kemungkinan besar, kegelisahan ini disebabkan oleh ketidakbiasaannya naik pesawat. Dia merasa gelisah berada dalam lingkungan yang baru dan tidak dikenal,” paparnya.

Namun sekarang, perkembangannya sangat mengesankan. Kakek Juhani lebih tenang dan siap untuk melaksanakan ibadah haji. “Secara fisik, dia masih kuat. Hanya masalah ingatannya yang terganggu. Kakek Juhani bahkan beberapa kali melaksanakan salat berjamaah di Masjid Nabawi,” tambahnya.

Mengenal Lebih Jauh Tentang Penyakit Demensia Kakek Juhani!

Demensia adalah kondisi yang melibatkan penurunan kemampuan kognitif, seperti memori, pikiran, orientasi, pemahaman, perhitungan, kemampuan belajar baru, bahasa, dan kemampuan menjalankan tugas sehari-hari. Ini adalah gangguan progresif yang umumnya terjadi pada usia lanjut, meskipun dapat juga terjadi pada usia yang lebih muda.

Baca Juga:  Hidup Rukun: Mendamaikan Hati sesuai Perintah Nabi

Ada beberapa jenis demensia, yang paling umum adalah penyakit Alzheimer. Penyakit ini menyebabkan penumpukan plak dan ikatan saraf yang merusak jaringan otak dan mengganggu komunikasi antar sel saraf. Demensia vaskular adalah jenis demensia lain yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak, yang menghambat aliran darah dan oksigen ke otak. Selain itu, terdapat juga jenis demensia seperti demensia Lewy body, demensia frontotemporal, dan penyakit Parkinson yang berkaitan dengan demensia.

Gejala demensia bisa bervariasi, tetapi beberapa gejala umum meliputi:

  1. Hilangnya memori jangka pendek dan jangka panjang.
  2. Kesulitan dalam berpikir, memproses informasi, dan membuat keputusan.
  3. Kehilangan orientasi dalam waktu dan tempat.
  4. Kesulitan berbicara, menulis, atau memahami bahasa.
  5. Perubahan mood dan perilaku, seperti depresi, kecemasan, kebingungan, kecurigaan, atau agresi.
  6. Kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian, makan, atau mandi.
Baca Juga:  Menteri PUPR Teteskan Air Mata di Depan Komisi V DPR RI

Diagnosis demensia melibatkan evaluasi medis yang mendalam oleh profesional kesehatan. Tes kognitif, tes fisik, tes darah, dan pemeriksaan pencitraan otak mungkin dilakukan untuk mengevaluasi gejala dan menyingkirkan penyebab lain yang mungkin mengarah pada masalah kognitif.

Sayangnya, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan demensia secara menyeluruh. Namun, beberapa pengobatan dan perawatan dapat membantu mengurangi gejala dan memperlambat kemajuan penyakit. Terapi kognitif, pengobatan farmakologis, dukungan psikososial, perawatan yang terkoordinasi, dan pengelolaan penyakit yang mendasari seperti diabetes atau hipertensi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita demensia.

Dalam kasus demensia progresif, seperti Alzheimer, perawatan jangka panjang yang melibatkan perawatan di rumah atau di fasilitas perawatan jangka panjang mungkin diperlukan seiring berjalannya waktu.

Penting bagi keluarga dan penyandang demensia untuk mendapatkan dukungan dan pendidikan tentang kondisi tersebut. Mereka juga perlu mencari bantuan dari tenaga medis dan terlibat dalam program perawatan jangka panjang yang tepat untuk membantu menjaga kualitas hidup dan kesejahteraan penderita demensia.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan