Jakarta – Produsen wadah penyimpanan makanan asal Amerika Serikat, Tupperware, kini berada di ambang kebangkrutan. Beberapa anak perusahaan Tupperware di AS telah mengajukan kebangkrutan akibat kerugian besar yang terus membengkak.
Presiden dan CEO Tupperware Brands Corporation, Laurie Ann Goldman, mengonfirmasi bahwa pihaknya akan meminta izin pengadilan untuk memulai proses penjualan bisnis. Meski demikian, perusahaan masih berharap bisa terus beroperasi selama proses kebangkrutan berlangsung.
Pada tahun 2023 lalu, Tupperware sudah memperingatkan adanya kemungkinan kebangkrutan jika perusahaan gagal memperoleh pendanaan baru. Berbagai upaya dilakukan, termasuk mencoba menarik pelanggan yang lebih muda, namun belum memberikan hasil signifikan.
Laurie Ann Goldman menegaskan bahwa Tupperware berencana tetap melayani para pelanggan dengan produk-produk berkualitas tinggi selama masa sulit ini.
Saham Anjlok, Penurunan Penjualan Terus Berlanjut
Kabar mengenai rencana pengajuan kebangkrutan ini telah menyebabkan saham Tupperware jatuh lebih dari 50% dalam minggu ini. Perusahaan ini sudah bertahun-tahun berjuang menghadapi penurunan penjualan yang terus terjadi, meskipun sempat mengalami lonjakan selama pandemi ketika tren memasak di rumah meningkat.