Surah Ad-Dhuha dan Tata Cara Sholat Dhuha

Surah Ad-Dhuha dan Tata Cara Sholat Dhuha – foto dok nu online

Waktu sholat Dhuha dimulai setelah matahari naik sekitar satu tombak hingga menjelang zhuhur. Waktu yang paling bagus untuk melaksanakan sholat Dhuha adalah saat matahari sedikit naik dari ufuk hingga sebelum matahari berada tepat di tengah langit. Sholat Dhuha adalah sunnah mu’akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) yang dapat dilakukan antara 2 hingga 12 rakaat. Sholat ini mengandung banyak keutamaan dan pahala, serta diharapkan dapat memberikan keceriaan dan rahmat dari Allah dalam aktivitas harian.

Doa Sholat Dhuha adalah: “Allahumma aghfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran.” Tata cara Sholat Dhuha adalah sebagai berikut:

• Sholat Dhuha dilakukan pada waktu setelah matahari naik sedikit dari ufuk timur hingga sebelum masuk waktu Zhuhur.
• Lakukan dua atau lebih rakaat, dengan masing-masing rakaat terdiri dari 2 takbir.
• Setiap rakaat memiliki sifat dan tata cara seperti sholat biasa, dengan membaca Al-Fatihah dan surat pendek setelahnya.
• Setelah salam, bacalah doa Sholat Dhuha di atas.
• Jumlah rakaat yang dianjurkan adalah dalam kelipatan dua, misalnya 2, 4, 6, atau 8 rakaat.
Pastikan Anda merujuk pada sumber yang dapat dipercaya atau bertanya kepada seorang ahli agama untuk informasi yang lebih akurat. Sholat ini terdiri dari minimal 2 rakaat hingga maksimal 8 rakaat, yang dilakukan dalam dua rakaat per dua rakaat dengan satu salam akhir.

Baca Juga:  Merasakan Resep Otentik, dan Mendalaminya dalam Budaya Kuliner Minangkabau yang Kaya

Ayat yang berkaitan dengan Sholat Dhuha terdapat dalam Surah Adh-Dhuha (Surah ke-93) dari Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut adalah:

وَالضُّحٰىۙ ١
Waḍ-ḍuḥā

وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢
Wal-laili iżā sajā

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣
Mā wadda’aka rabbuka wa mā qalā

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ ٤
Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ ٥
Wa lasaufa yu’ṭīka rabbuka fa tarḍā

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ ٦
A lam yajidka yatīman fa āwā

وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ ٧
Wa wajadaka ḍāllan fa hadā

وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ ٨
Wa wajadaka ‘ā`ilan fa agnā

فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ ٩
Fa ammal-yatīma fa lā taq-har

وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ ١٠
Wa ammas-sā`ila fa lā tan-har

Baca Juga:  Do'a Taubat: Kunci Utama Pengampunan dan Keselamatan

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ ١١
Wa ammā bini’mati rabbika fa ḥaddiṡ

Surah Adh-Dhuha menegaskan pesan tentang harapan, keberkahan, dan nikmat Allah yang tak terhingga kepada manusia. Sholat Dhuha adalah bentuk ibadah yang disarankan untuk menunjukkan rasa syukur dan memperkuat hubungan dengan Allah.

Surah Ad-Dhuha adalah surah ke-93 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 11 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ di Mekah sebelum Hijrah.

Tafsiran dari Surah Ad-Dhuha mengandung pesan-pesan berharga, seperti:

1. Tahajjud dan Doa: Surah ini memulai dengan perkataan “Demi waktu matahari sepenggalahan naik,” yang mengacu pada waktu Dhuha atau saat matahari naik tinggi. Ayat-ayat awal surah ini mengajarkan pentingnya melaksanakan shalat tahajjud dan berdoa kepada Allah dalam keheningan.

Baca Juga:  Hokky Caraka: Terima Kasih Coach STY

2. Pertolongan Allah: Surah ini memberikan pesan kepada Nabi Muhammad ﷺ bahwa Allah tidak meninggalkan dan tidak marah padanya. Allah memberikan janji bahwa Dia akan memberikan pertolongan dan karunia-Nya kepada Nabi dalam segala situasi.

3. Kebaikan dan Ingkar: Surah ini mengingatkan Nabi Muhammad ﷺ tentang kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya, termasuk di antaranya adalah pengangkatan dari masa kecilnya yang kesepian. Ayat-ayat ini juga mengingatkan manusia agar tidak ingkar terhadap nikmat Allah.

4. Sosial dan Kemanusiaan: Surah Ad-Dhuha juga menekankan pentingnya berbuat baik kepada sesama manusia, memberikan kepada yang membutuhkan, dan membantu yatim piatu.

Tafsiran ini hanya sebagian kecil dari makna yang terkandung dalam Surah Ad-Dhuha. Untuk pemahaman yang lebih dalam, sangat disarankan untuk merujuk kepada tafsir Al-Qur’an yang diterbitkan oleh ulama dan ahli tafsir Islam

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan