Strategi Personal Branding Prabowo dalam Pilpres 2024

Oleh: Siti Nisaussangadah, Dosen Universitas Bangka Belitung
PEMILIHAN PRESIDEN yang merupakan pesta demokrasi telah diselenggarakan dengan sukses pada 14 Februari 2024. Konstelasi politik yang dilaksanakan serentak di seluruh wilayah di Indonesia memunculkan fenomena menarik, didalamnya terdapat persaingan ketat, isu antar pasangan calon dan upaya untuk membangun citra positif dari setiap pasangan calon untuk meraih suara terbanyak yang diperoleh dari masyarakat. Pelaksanaan pesta demokrasi seperti halnya pilpres selalu memberikan kesempatan bagi pasangan calon untuk berkomunikasi, menyampaikan dan bertukar ide, dan bersaing dalam perang citra untuk mendapatkan dukungan sebanyak mungkin dari masyarakat. Menurut Zuhro dalam bukunya Maulina, saat ini rakyat Indonesia sudah terbiasa dengan hadirnya suasana politik yang terus menghangat yang dilakukan intens menjelang hari pemilihan.
Saat ini, media massa digunakan sebagai alat untuk merekonstruksi citra menggunakan sejumlah iklan bernuansa politik. Iklan yang berusaha dihadirkan di tengah masyarakat dengan menampilkan branding yang kuat agar memiliki posisi yang diterima di tengah masyarakat. Konsep positioning dalam iklan menjadi suatu upaya untuk pembentukan kesan yang bisa diubah, sehingga pemilih berkontribusi besar dalam memenangkan dukungan kepada para paslon (Rahman & Harmonis, 2022). Personal branding bisa digunakan untuk membangun asosiasi dan harapan dari publik untuk mengenal individu, karena hal itu penting diterapkan secara konsisten agar pribadi seseorang dapat dikenal oleh Masyarakat khususnya pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pilpres 2024 terdiri dari 3 pasangan calon yakni Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming, dan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Ketiganya merupakan calon-calon presiden yang aktif memanfaatkan media sosial.