Selat Sunda, Repoeblik – Selat Sunda penghubung vital antara Pulau Jawa dan Sumatera, telah lama menjadi jalur pelayaran utama yang mengalir dari Laut Tiongkok Selatan menuju Samudra Hindia. Keanekaragaman geografis dan pentingnya selat ini dalam perdagangan dan transportasi telah menjadikannya sebagai elemen penting dalam sejarah Indonesia. Namun, Selat Sunda ternyata terbentuk sebagai hasil dari proses tektonik yang panjang dan masih berlangsung hingga saat ini.
Proses Terbentuknya Selat Sunda
Selat Sunda, yang memiliki panjang sekitar 280 kilometer dan lebar maksimal sekitar 20 kilometer, terbentuk sebagai hasil dari aktivitas tektonik yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Ini adalah salah satu lokasi di mana dua lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia, bertemu. Akibatnya, terjadi penekukan lempeng dan akumulasi tekanan yang lama-kelamaan menciptakan cekungan yang kemudian menjadi Selat Sunda.
Aktivitas tektonik yang terus berlangsung di wilayah ini telah menciptakan sejumlah fenomena geologis, termasuk gempa bumi dan gunung berapi. Gempa bumi di daerah ini dapat menjadi dampak dari pergeseran lempeng tektonik, yang dapat menghasilkan kekuatan dan magnitudo yang mengancam. Ini adalah salah satu alasan mengapa wilayah Selat Sunda sering mengalami gempa bumi yang memengaruhi Pulau Jawa dan Sumatera.















