Alaku
Alaku
Alaku
Berita Terkini

Pameran Seni Kontemporer Melalui ARTJOG

×

Pameran Seni Kontemporer Melalui ARTJOG

Sebarkan artikel ini
Pameran Seni Kontemporer Melalui ARTJOG
Pameran Seni Kontemporer Melalui ARTJOG - Foto Dok Hipwe

Yogyakarta, Alaku News – Yogyakarta, kota budaya di Indonesia, telah lama menjadi pusat seni yang bersemangat. Di antara berbagai pameran seni yang diadakan setiap tahun, ARTJOG telah menjadi sorotan utama dan merupakan barometer seni kontemporer di Indonesia. Pameran seni kontemporer ini diadakan secara tahunan dan biasanya berlangsung selama sebulan penuh dalam kisaran periode bulan Mei, Juni, atau Juli setiap tahunnya. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang ARTJOG dan mengapa ia terus menarik minat penikmat seni dari dalam dan luar negeri.

ARTJOG: Ruang Esplorasi Seni Kontemporer

ARTJOG telah menjadi ajang penting bagi seniman kontemporer Indonesia dan internasional untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Pameran ini tidak hanya memamerkan karya seni dua dimensi seperti lukisan dan fotografi, tetapi juga karya seni tiga dimensi, instalasi seni, dan performance art. Dengan beragam jenis seni yang ditampilkan, ARTJOG memberikan pengalaman yang kaya dan mendalam bagi pengunjung yang datang dari berbagai latar belakang budaya dan estetika.

Pameran yang Selalu Ramai

Salah satu hal yang mencolok dari ARTJOG adalah daya tariknya yang konsisten. Tidak ada tahun yang dilewati tanpa antusiasme yang besar dari para pengunjung. Semakin tahun, pameran ini semakin berhasil mengundang minat penikmat seni, baik yang hanya sekedar ingin melihat pameran seni hingga mereka yang ingin berpartisipasi aktif dalam berpameran.

Jejak Sejarah ARTJOG

ARTJOG pada awalnya adalah bagian dari Festival Kesenian Yogya (FKY) yang diadakan secara tahunan. Namun, pada tahun 2010, ARTJOG mulai berdiri sendiri dan memilih untuk mempertahankan nama tersebut hingga sekarang. Keberhasilan ARTJOG bahkan melahirkan program pameran seni lain yang dikenal sebagai Jogja Art Week. Program ini diadakan untuk menampung karya seni yang tidak lolos seleksi dalam ARTJOG dan dipamerkan dalam berbagai ruang pamer di Yogyakarta. Jogja Art Week memberikan kesempatan bagi seniman untuk tetap berpartisipasi dan berbagi karyanya dengan masyarakat.

Pengaruh ARTJOG

ARTJOG bukan hanya sebuah pameran seni biasa. Ia telah membawa dampak besar pada dunia seni kontemporer di Indonesia dan juga memberikan Yogyakarta tempat yang istimewa dalam peta seni global. Dengan mengundang seniman terkenal dan memamerkan karya seni yang menarik, ARTJOG telah menginspirasi generasi muda seniman Indonesia untuk terus berkembang dan berinovasi.

Dalam jagat seni kontemporer Indonesia, ARTJOG telah lama menjadi sorotan utama dan ajang yang selalu dinanti. Namun, di balik kemegahan pameran seni ini, ada sosok yang menjadi otak di balik keberhasilan ARTJOG. Heri Pemad, seorang art manager lulusan Seni Lukis ISI Yogyakarta, adalah orang yang mencetuskan ide ARTJOG dan mendirikan manajemen seni sendiri di Yogyakarta pada tahun 2004. Hingga hari ini, Heri Pemad masih memegang jabatan CEO ARTJOG, menjadikannya salah satu kekuatan kreatif di dunia Pameran Seni Kontemporer.

Baca Juga:  Revisi Aturan Jualan Online Sudah Rampung Dibahas, Tunggu Harmonisasi Kemenkumham

Menggandeng Bambang “Toko” Witjaksono sebagai Kurator

Kunci sukses ARTJOG tidak hanya terletak pada konsep dan manajemen seni yang digagas oleh Heri Pemad, tetapi juga pada pemilihan kurator yang tepat. Dalam hal ini, Heri Pemad menggandeng Bambang “Toko” Witjaksono sebagai kurator ARTJOG. Keberhasilan ARTJOG sebagian besar juga berkat visi seni yang dibawakan oleh Toko Witjaksono. Dengan kolaborasi yang solid antara Heri Pemad dan Toko Witjaksono, ARTJOG telah berhasil menghadirkan berbagai karya seni yang inovatif dan memukau.

Magisnya ARTJOG: Magnet Bagi Pecinta Seni dan Masyarakat Awam

Yogyakarta, kota seni yang selalu ramai dengan berbagai pameran seni rupa di ruang-ruang pamer, memang memiliki tempat istimewa dalam hati para seniman dan pecinta seni. Namun, ARTJOG memiliki daya tarik yang unik dan istimewa. Seiring berjalannya waktu, aura magis ARTJOG semakin merasuki minat penikmat seni, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

ARTJOG bukan sekadar ajang untuk para kolektor, pelaku seni, atau penikmat seni yang sudah lama akrab dengan seni kontemporer. Yang membuat ARTJOG istimewa adalah bahwa masyarakat awam pun merasa diterima dengan hangat. Mereka bersemangat untuk ikut mengapresiasi karya-karya seni yang dipamerkan. Bukan hanya melihat, mereka juga berusaha untuk memahami tiap karya dengan membaca caption yang ada di sekitar karya, sambil menikmati sajian seni yang ditampilkan. ARTJOG menjadi ajang yang membuka mata dan pikiran, mengajak masyarakat awam untuk terlibat dalam dunia Pameran Seni Kontemporer.

Pintu Masuk Menuju Dunia Seni Kontemporer

ARTJOG memberikan berbagai cara bagi masyarakat awam untuk terlibat. Beberapa memilih untuk melihat karya-karya seniman besar, yang mungkin sudah dikenal sebelumnya. Lainnya mungkin lebih tertarik untuk menjelajahi karya-karya seni yang mungkin tidak biasa mereka jumpai dalam pameran seni lain. Ada juga yang hanya datang untuk mengambil foto untuk berselfie atau wefie, sebagai cara mereka untuk merayakan momen seni yang mereka alami.

Baca Juga:  Rustam Effendi Janjikan Insentif Bulanan untuk Guru Ngaji, Marbot, dan Pekerja Keagamaan di Lubuklinggau

Setiap tahun, ARTJOG di Yogyakarta menjadi sorotan dunia seni kontemporer Indonesia. Di balik keberhasilan pameran seni ini, terdapat sejumlah faktor kunci yang menjadikan ARTJOG sebagai salah satu ajang seni yang paling diantisipasi di Indonesia. Salah satunya adalah komitmen untuk selalu mengusung tema-tema khusus yang diwujudkan melalui penataan ruang yang representatif, seleksi karya seni yang ketat, dan komisi kreatif yang menghasilkan karya-karya yang memukau.

Tema sebagai Landasan Kreativitas

Salah satu ciri khas ARTJOG adalah pengusungan tema-tema khusus setiap tahunnya. Tema ini bukan hanya menjadi panduan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para seniman yang berpartisipasi dalam pameran. Penataan ruang pameran di ARTJOG selalu mengikuti tema tersebut, menciptakan pengalaman visual yang kohesif bagi pengunjung.

Seleksi Ketat: Open Application dan Undangan

ARTJOG memiliki dua pendekatan dalam memilih seniman yang berpartisipasi. Beberapa seniman sengaja diundang oleh manajemen ARTJOG karena reputasi atau karya mereka yang menonjol. Namun, ARTJOG juga memberikan kesempatan kepada semua pelaku seni melalui open application. Hal ini mengakomodasi berbagai bakat seniman yang mungkin belum terkenal, tetapi memiliki potensi besar. Tahun demi tahun, animo para pelaku seni untuk berpartisipasi semakin tinggi, sehingga seleksi menjadi semakin ketat.

Special Presentation: Seniman Mancanegara

Selain seniman Indonesia, ARTJOG juga secara khusus menampilkan karya Special Presentation artist, yang seringkali adalah seniman mancanegara. Beberapa nama terkenal seperti Yoko Ono, Marina Abramovic (Amerika Serikat), Team Lab (Jepang), Stefan Sagmeister (Austria), Wim Delfoye (Belgia), dan Ashley Bickerton (Amerika Serikat) telah menghiasi ARTJOG dengan karya-karya mereka. Keberadaan seniman mancanegara ini tidak hanya memberikan perspektif internasional, tetapi juga menginspirasi pertukaran budaya yang kaya.

Komisi Kreatif: Sang Commissioned Artist

Salah satu ikon ARTJOG adalah perubahan total dalam penataan venue-nya. Ini adalah tugas sang commissioned artist, individu atau kelompok yang dipilih oleh ARTJOG untuk menciptakan karya tematik mereka. Mereka diharapkan mampu merespon tema ARTJOG dan mengolahnya menjadi tampilan visual yang menakjubkan. Contoh nyata adalah saat tema “Legacies of Power” pada tahun 2014, di mana Samsul Arifin menciptakan rangkaian boneka dari karung goni dalam berbagai ukuran yang dipajang sedemikian rupa di Taman Budaya Yogyakarta. Komisi kreatif ini selalu memberikan elemen kejutan dan kesan mendalam bagi pengunjung.

Baca Juga:  Disengat Lebah hingga 250 Kali, Pria Ini Viral

Segala Jenis Seni dalam Satu Tempat

ARTJOG adalah panggung bagi berbagai jenis seni, termasuk seni lukis, patung, kriya, grafis, fotografi, film, pertunjukan, performance art, dan instalasi. Dari seni mainstream hingga konsep out-of-the-box, ARTJOG memberikan wadah untuk seniman untuk berekspresi dan pengunjung untuk merasakan keanekaragaman seni kontemporer.

Merayakan Seniman Muda

ARTJOG10 tidak hanya memamerkan karya seniman berpengalaman dan terkenal, melainkan juga memberikan panggung kepada seniman-seniman muda yang tengah memulai karir seni mereka. Ini adalah langkah yang penting untuk mendorong perkembangan seni kontemporer di Indonesia dan memberikan kesempatan kepada bakat-bakat muda untuk bersinar. Kesempatan ini tidak hanya memperkaya ARTJOG, tetapi juga memberikan pandangan baru kepada para pengunjung tentang ragam bakat seni di tanah air.

Public Figure dan Seni Kontemporer

Dua nama terkenal dalam dunia hiburan Indonesia, Tompi, penyanyi jazz, dan Nicholas Saputra, aktor yang dikenal melalui film “Ada Apa Dengan Cinta” (AADC), turut membawa warna unik dalam ARTJOG10. Tompi memamerkan karyanya dalam bentuk fotografi, sedangkan Nicholas Saputra berkolaborasi dengan seniman Angky Purbandono. Keberadaan mereka tidak hanya memperluas cakupan pengunjung ARTJOG, tetapi juga membuktikan bahwa seni kontemporer memiliki daya tarik yang universal dan dapat menghadirkan perspektif baru bagi para penikmat seni.

“Floating Eyes” oleh Wedhar Riyadi

Salah satu karya yang menonjol di ARTJOG10 adalah “Floating Eyes” yang berupa patung dari resin yang memvisualkan mata-mata besar yang menghiasi venue pameran. Wedhar Riyadi, sang commissioned artist, dengan karyanya ini ingin menyampaikan pesan penting tentang perubahan perspektif di era digital. Karya ini mengundang pengunjung untuk merenung dan meresapi betapa pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Menghidupkan Sejarah di JNM

ARTJOG10 juga menghadirkan kejutan dengan menghidupkan sejarah di JNM (Jogja National Museum). Bekas sekolah seni “ASRI” (Akademi Seni Rupa Indonesia), yang kini menjadi Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, menghadirkan kembali patung pendiri ASRI, R.J. Katamsi, yang merupakan karya pematung Wahyu Santoso. Ini adalah penghormatan kepada sejarah seni rupa di Indonesia dan juga merupakan cara ARTJOG berperan aktif dalam melestarikan warisan seni.

 

Penulis : Affif Dwi As’ari

Editor : Affif Dwi As’ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *