Menghitung Hari-Hari Takbir Hari Raya Idul Adha yang Mengharukan

Menghitung Hari-Hari Takbir Hari Raya Idul Adha yang Mengharukan – foto ilustrasi

Hari Raya Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, adalah salah satu perayaan agama terpenting dalam agama Islam. Selama perayaan ini, umat Muslim di seluruh dunia merayakan kisah Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan putranya atas perintah Allah. Salah satu aspek yang sangat ditunggu-tunggu dari perayaan ini adalah takbir, yang dikumandangkan untuk mengumumkan kedatangan Hari Raya Idul Adha. Namun, tahukah Anda berapa hari takbir Hari Raya Idul Adha dikumandangkan? Mari kita telusuri dan rasakan momen yang mengharukan ini.

  1. Hari Pertama: Awal Dzulhijjah

Takbir Hari Raya Idul Adha dimulai pada awal bulan Dzulhijjah, bulan terakhir dalam penanggalan Hijriyah. Bulan ini memiliki makna yang sangat penting dalam agama Islam karena menjadi waktu pelaksanaan ibadah haji di Mekah. Pada hari pertama Dzulhijjah, takbir dikumandangkan di berbagai masjid di seluruh dunia, menandai dimulainya persiapan menuju Hari Raya Idul Adha.

  1. Sepuluh Hari Terakhir: Penyematan Haji

Dari hari ke-1 hingga hari ke-10 Dzulhijjah, takbir Hari Raya Idul Adha terus dikumandangkan. Selama periode ini, jamaah haji yang telah tiba di Mekah untuk menjalankan ibadah haji akan melakukan penyematan haji. Penyematan haji merupakan rangkaian ibadah yang meliputi pemondokan di Mina, melempar jumrah di Mina, wukuf di Arafah, dan pemondokan di Muzdalifah. Selama waktu ini, takbir dikumandangkan di berbagai tempat suci Islam, termasuk Masjidil Haram dan sekitarnya.

  1. Hari Raya Idul Adha: Hari Puncak
Baca Juga:  Deklarasi Capres Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Surabaya

Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari ini, umat Muslim di seluruh dunia merayakan peristiwa penting dalam sejarah agama mereka. Takbir Hari Raya Idul Adha khususnya mencapai puncaknya saat jamaah shalat Id berkumpul di masjid dan lapangan terbuka untuk melaksanakan shalat Idul Adha. Selama acara ini, takbir dikumandangkan secara berulang-ulang, memenuhi langit dengan suara merdu yang mengumumkan kemenangan iman dan kebesaran Allah.

  1. Hari-Hari Setelahnya: Waktu Pemotongan Hewan Kurban

Setelah Hari Raya Idul Adha, takbir tetap dikumandangkan selama beberapa hari. Waktu ini menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk melaksanakan ibadah penyembelihan hewan kurban sebagai bagian dari pengabdian mereka kepada Allah. Hewan-hewan yang dikurbankan akan dibagikan kepada yang membutuhkan, dan takbir terus mengiringi proses ini, mengingatkan umat Muslim akan makna kasih sayang, kemanusiaan, dan berbagi yang merupakan inti dari perayaan ini.

Dilansir dari detikcom, takbir muqayyad adalah takbir yang dilafalkan pada waktu-waktu khusus, terutama setelah melaksanakan salat. Waktu-waktu tertentu untuk takbir muqayyad adalah setelah salat Subuh pada hari Arafah (9 Zulhijah) hingga sebelum Ashar pada hari terakhir hari tasyrik (13 Zulhijah) atau takbir Idul Adha dilakukan selama lima hari.

Baca Juga:  25 Ucapan Hari Raya Idul Adha yang Menyentuh Hati dan Menenangkan

 

 Bacaan Takbir Idul Adha

للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا، لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن، وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن، لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه، وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه، لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْ

 

Arab Latin: “Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd”

Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa. Laailaaha illallallahu walaa na’budu illaa iyyaahu. Mukhlishiina lahuddiin walau karihal kaafiruun. Walau karihal munafiqun. Walau karihal musyrikuun.

Laailaahaillallaahu wahdah, shadaqa wa’dah, wanashara ‘abdah wa a’azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah.

Laailaahaillallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahilhamd.

Artinya: “Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.

Baca Juga:  Rukun Haji : Syarat dan Ketentuan Berhaji

Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan ke Esaan-Nya, Dia zat yang menepati janji, zat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan ke-Esa-anNya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya untuk Allah.”

Takbir Hari Raya Idul Adha memainkan peran penting dalam mengumumkan dan memperingati Hari Raya Idul Adha. Dari awal bulan Dzulhijjah hingga beberapa hari setelah Hari Raya, takbir dikumandangkan di masjid-masjid dan tempat-tempat suci Islam di seluruh dunia.

Momen ini menggugah hati dan mengingatkan umat Muslim tentang pentingnya iman, pengabdian, dan kebesaran Allah. Setiap kali kita mendengar takbir Hari Raya Idul Adha, mari kita merenungkan makna yang terkandung di dalamnya dan berbagi kegembiraan dengan sesama umat Muslim di seluruh dunia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan