Sebagai contoh, di Gua Chauvet, bagian-bagian dinding yang lebih mudah diakses sering kali dibiarkan kosong. Sebaliknya, seniman memilih tempat-tempat sulit yang mungkin memerlukan alat bantu seperti tangga atau tali untuk mencapainya. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan lokasi untuk menggambar bukanlah soal kenyamanan, melainkan terkait dengan estetika dan mungkin juga faktor spiritual.
Gambar Prasejarah di Indonesia: Bukit Karampuang, Maros
Praktik menggambar di area sulit juga ditemukan di Indonesia, tepatnya di Leang Karampuang, Maros, Sulawesi Selatan. Dalam ekspedisi seni cadas tahun 2017, petugas cagar budaya Oki Amrullah menemukan jejak warna merah di celah sempit gua karst pada ketinggian sekitar 4 meter. Lukisan tersebut diyakini berusia sekitar 52.000 tahun dan termasuk gambar prasejarah tertua di dunia.
Lukisan ini terdiri dari stensil telapak tangan manusia, serta gambar hewan seperti babi dan anoa. Sama seperti di Gua Chauvet, lokasi-lokasi gambar tersebut tidak mudah diakses dan memerlukan keterampilan memanjat untuk mencapainya. Namun, meski letaknya sulit dijangkau, para seniman purba ini tetap memilih tempat tersebut untuk mengekspresikan seni mereka.
Hubungan Antara Gambar Cadas dan Zaman Es
Praktik menggambar di tempat-tempat sulit seperti gua dan tebing tinggi diperkirakan berlangsung selama sekitar 30.000 tahun, hingga berakhirnya Zaman Es terakhir. Sebagai contoh, gambar gua tertua di dunia yang ditemukan di Indonesia diperkirakan berusia 51.200 tahun, sedangkan gambar tertua di Eropa, yang terletak di El Castillo, Spanyol, diperkirakan berusia sekitar 41.000 tahun.