Catatan Zacky Antony
SABTU 24 Mei 2025, kesibukan seperti biasa di sebuah Bandara di Libya. Hari itu adalah pemberangkatan Jemaah haji Libya menuju Mekkah, Arab Saudi. Beberapa menit lagi pesawat tinggal landas. Seluruh penumpang sudah berada di dalam pesawat kecuali satu orang. Dia adalah Amer Al Mahdi Mansour Al Gaddafi.
Di meja imigrasi, hati Amer Mansour berdegup kencang. Dia terlibat perdebatan dengan petugas. Amer dilarang masuk pesawat. Berulang kali dia mencoba meyakinkan petugas imigrasi bahwa dirinya ingin berangkat haji. Dokumen lengkap. Tapi sia-sia. “Anda tidak diizinkan,” kata petugas imigrasi.
Apa pasal? Sepele. Gara-gara di bagian belakang namanya tertulis Gaddafi. Dia dicurigai punya tujuan lain. Nama Gaddafi mengingatkan orang pada pemimpin revolusioner Libya, Muammaf Khadafi yang terbunuh pada tahun 2011. Amer rupanya dicurigai fans-nya Khadafi. He he.
Beberapa saat kemudian pesawat benar-benar terbang. Tinggallah Amer terduduk lemas di bagian Imigrasi. Harapan menunaikan rukun Islam kelima seolah menguap. Petugas Imigrasi meminta Amer pulang karena tidak ada lagi yang perlu ditunggu.