Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku Alaku
Artikel & Opini

Bumi Merah Putih: Lebih dari Sekadar Pergantian Nama, tapi Perubahan Nyata

Bumi Merah Putih: Lebih dari Sekadar Pergantian Nama, tapi Perubahan Nyata Oleh Oktaliansyah
Bumi Merah Putih: Lebih dari Sekadar Pergantian Nama, tapi Perubahan Nyata Oleh Oktaliansyah / foto Monumen Patung Fatmawati Bengkulu / dok Pemkot Bengkulu

Oleh Oktaliansyah

SEJAK masa sekolah dasar, saya mengenal Bengkulu sebagai Bumi Rafflesia, julukan yang merujuk pada bunga Rafflesia Arnoldi, bunga raksasa yang menjadi ikon provinsi ini. Menurut situs yang saya baca, Bunga Rafflesia pertama kali ditemukan oleh Louis Auguste Deschamps pada tahun 1797, tetapi dunia ilmiah baru mengenalnya pada tahun 1954. Kemudian, pada tahun 1818, Thomas Stamford Raffles dan Joseph Arnold kembali menemukan bunga ini di Bengkulu, sehingga nama mereka diabadikan dalam nama ilmiahnya. Keunikan bunga ini menjadikannya simbol kebanggaan bagi masyarakat Bengkulu.

Belakangan ini, muncul wacana untuk mengubah julukan Bengkulu dari Bumi Rafflesia menjadi Bumi Merah Putih. Gubernur terpilih, Helmi Hasan, mengatakan simbol Rafflesia kurang tepat karena terkait dengan masa penjajahan. Sebaliknya, Bumi Merah Putih dianggap lebih mencerminkan nilai perjuangan dan kebanggaan Bengkulu, mengingat peran Ibu Fatmawati, putri asli Bengkulu, yang menjahit bendera Merah Putih pertama.

Exit mobile version