Ayah dan Anak Ini Selamat dari Bencana Kapal Selam Wisata Titanic di Detik Terakhir

Ayah dan Anak Ini Selamat dari Bencana Kapal Selam Wisata Titanic di Detik Terakhir – foto istimewa

Jay Bloom, seorang miliarder Yahudi, baru-baru ini berbagi pengalamannya tentang bagaimana ia dan putranya, Sean, berhasil menghindari bencana yang menimpa kapal selam wisata Titanic (kapal selam titan). Meskipun mereka diberikan kesempatan untuk bergabung dalam perjalanan tersebut, mereka menolak karena khawatir akan masalah keamanan dan penjadwalan.

Jay Bloom, seorang pengembang real estat Amerika yang berbasis di Las Vegas, mengungkapkan bahwa pengusaha Pakistan Shahzada Dawood dan putranya, Suleman, akhirnya mengambil tempat duduk yang tersedia dalam kapal selam wisata Titanic tersebut.

Sayangnya, Dawood dan Suleman termasuk dalam lima korban jiwa yang meninggal seketika saat kapal selam wisata Titanic itu meledak saat menjelajahi reruntuhan kapal  Titanic di Atlantik Utara.

Bloom, dalam wawancara dengan Reuters, mengungkapkan betapa bersyukurnya dia dan putranya selamat dari kejadian tersebut. Setiap kali dia melihat foto Dawood dan putranya yang berusia 19 tahun, dia teringat betapa mudahnya mereka berada dalam situasi yang sama dengan dirinya dan putranya yang berusia 20 tahun.

Pada bulan Februari, Bloom dan Sean menerima undangan dari CEO OceanGate, Stockton Rush, untuk bergabung dalam penyelaman ke kapal Titanic pada bulan Mei. Namun, dua penyelaman tersebut ditunda karena cuaca buruk, sehingga perjalanan tersebut ditunda hingga 18 Juni.

Baca Juga:  Pengawas Proyek Dianggap Lalai, 7 Pekerja Bangunan Tewas di Lampung

“Pada bulan Februari, Stockton meminta saya dan Sean untuk ikut menyelam bersamanya ke Titanic pada bulan Mei. Kedua penyelaman Mei ditunda karena cuaca dan penyelaman ditunda hingga 18 Juni, tanggal perjalanan ini, “katanya dalam detik.com

Bloom, awalnya tertarik dengan kesempatan menjelajahi Titanic, tetapi semakin ia mempelajari tentang kapal selam wisata Titanic, semakin ia merasa khawatir tentang keamanannya. Oleh karena itu, dia dengan sopan menolak kesempatan terakhir untuk bergabung dalam ekspedisi tersebut.

Namun, CEO OceanGate, Stockton Rush, tidak menyerah dalam upayanya untuk meyakinkan Bloom. Bloom membagikan pesan teks antara dirinya dan Rush di Facebook, di mana Rush berulang kali meyakinkan Bloom bahwa kekhawatirannya adalah “hal yang bodoh”.

Dalam pesan tersebut, Rush menawarkan tempat duduk kepada Bloom dan putranya, bahkan memberikan diskon harga tiket menjadi hanya 150.000 dolar AS atau sekitar 2,2 miliar rupiah untuk tempat di detik-detik terakhir dalam perjalanan tragis tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa perjalanan dengan kapal selam jauh lebih aman daripada terbang dengan helikopter atau menyelam dengan scuba diving, serta menegaskan bahwa tidak ada cedera yang terjadi selama 35 tahun pengoperasian kapal selam non-militer.

Baca Juga:  Perdagangan di Zona Hijau, IHSG Catat Kenaikan Poin

Meskipun Rush yakin dengan apa yang ia katakan, Bloom memilih untuk mempercayai kekhawatirannya sendiri dan menolak tawaran tersebut. Keputusan tersebut ternyata menjadi langkah yang tepat, mengingat bencana yang menimpa kapal selam wisata Titanic.

Pengalaman ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu mempercayai naluri dan kekhawatiran kita sendiri dalam mengambil keputusan penting. Terkadang, penolakan yang bijaksana dapat melindungi kita dari bahaya yang tidak terduga dan potensi risiko yang mungkin tidak terlihat pada awalnya. Kejadian ini juga mengajarkan kita tentang betapa berharganya keselamatan dan kehati-hatian dalam menjalani petualangan dan menjelajahi lingkungan yang tidak diketahui.

Pengalaman Jay Bloom dan putranya menjadi pengingat bagi kita untuk tidak mengabaikan kekhawatiran keamanan dan melakukan penelitian yang matang sebelum terlibat dalam aktivitas berisiko. Saat menghadapi tawaran atau kesempatan yang menggoda, penting untuk mempertimbangkan semua aspek termasuk masalah keamanan dan penjadwalan.

Baca Juga:  Serka Holmes Melaporkan Dokter RS Bina Kasih Medan atas Dugaan Malpraktik Terhadap Anaknya

Dalam situasi seperti ini, tidak ada yang lebih berharga daripada kesejahteraan diri dan orang yang kita cintai. Meskipun penjelajahan dan petualangan memiliki daya tariknya sendiri, keselamatan harus menjadi prioritas utama. Mengutamakan kehati-hatian dan keamanan dalam mengambil keputusan dapat mencegah kita dari mengalami konsekuensi yang fatal.

Kisah ini juga mengingatkan kita tentang betapa mudahnya hidup bisa berubah dalam sekejap. Kadang-kadang, keputusan yang terlihat sepele pada awalnya dapat memiliki konsekuensi yang besar dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk mendengarkan intuisi kita, memperhatikan peringatan yang ada, dan mengambil langkah-langkah yang bijaksana dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Di dunia yang penuh dengan godaan dan kesempatan, artikel ini mengingatkan kita untuk memprioritaskan keselamatan, mendengarkan kekhawatiran kita sendiri, dan membuat keputusan yang bijaksana. Kita tidak pernah tahu kapan kesempatan atau tawaran yang terlihat menggiurkan dapat berubah menjadi bencana. Dalam menghadapi situasi seperti ini, kehati-hatian dan pertimbangan yang cermat adalah kunci untuk tetap aman dan terhindar dari bahaya yang tak terduga.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan