Alaku
Alaku
Literasi & Opini

Antara Teman, Sahabat, dan Kepentingan

×

Antara Teman, Sahabat, dan Kepentingan

Sebarkan artikel ini

Oleh Oktaliansyah

DI BALIK kata “teman” dan “sahabat” yang terdengar hangat, sering kali tersembunyi satu hal yang jarang kita akui, kepentingan. Sadar atau tidak, banyak hubungan pertemanan terjalin karena ada sesuatu yang dibutuhkan satu sama lain. Entah karena pekerjaan, pergaulan, rasa nyaman, atau bahkan karena sama-sama merasa diuntungkan. Ketika dua orang punya kepentingan yang selaras dan cukup kuat, hubungan itu bisa naik level, menjadi sahabat.

Sahabat adalah teman yang sudah melewati berbagai tahap. Ia hadir bukan hanya di saat senang, tapi juga saat sulit. Namun, realitasnya, tak sedikit hubungan yang kita anggap “persahabatan sejati” berakhir hambar bahkan retak hanya karena satu hal, kepentingan itu menghilang. Saat salah satu tidak lagi mendapat manfaat atau merasa tak lagi dibutuhkan, perlahan jarak terbentuk. Komunikasi yang dulunya intens jadi dingin. Perhatian yang dulu tulus kini hanya basa-basi. Lalu, tanpa sadar, mereka bahkan tak lagi bisa disebut teman.

Baca Juga:  Prediksi Harga Kopi Global 2025–2027: Antara Lonjakan Harga dan Tantangan Produksi

Ini bukan soal siapa yang salah. Ini soal bagaimana manusia, secara naluriah, cenderung membangun koneksi berdasarkan kebutuhan. Hubungan yang tidak lagi relevan dengan kondisi hidup seseorang akan ditinggalkan, sebagaimana kita mengganti sepatu yang sudah usang. Ironis, tapi sering terjadi. Kita pernah berbagi rahasia, tawa, bahkan air mata, tapi ketika fungsi itu selesai, semua kenangan seakan hanya masa lalu yang tak penting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *