Dibalik Kurikulum Holistik Berbasis Karakter

Dibalik Kurikulum Holistik Berbasis Karakter oleh Shinta Lestari Oktarini, Universitas Bangka Belitung

Oleh Shinta Lestari Oktarini, Universitas Bangka Belitung

KURIKULUM Holistik Berbasis Karakter adalah pendidikan yang mengembangkan semua dimensi manusia, tidak hanya kemampuan akademik, tetapi juga fisik, emosional, spiritual, kreativitas, dan aspek kecerdasan majemuk lainnya secara holistik dan seimbang melalui pengembangan 9 Pilar Karakter.

Adapun 9 Pilar Karakter yang diajarkan kepada siswa sebagai berikut:

1) Cinta Tuhan dan segenap CiptaanNya (Love God and all Hiscreation); 2) Mandiri, Disiplin, dan Tanggung Jawab (Independent, Self Diciplined, Responsible); 3) Jujur, Amanah dan Berkata Bijak (Jonest, Trustworthiness, and tactful); 4) Hormat, Santun dan pendengar yang baik (Respectful, Courteous, Good Listener); 5) Dermawan, Suka menolong dan Gotong royong (Generous, Caring, and Cooperative); 6) Percaya diri Kreatif dan Pantang Menyerah (Self Confidente, Creative, and Determined); 7) Pemimpin yang baik dan adil (Good Leader, just and Fair); 8) Baik dan Rendah Hati (Kind, Humble, and Modest); 9) Toleran, Cinta Damai dan Bersatu (Tolerant, Peacfel, and United). (Ajri, 2018) Implementasi kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar berpedoman pada silabus pembelajaran dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran.

Baca Juga:  Suara Korban dan Keadilan yang Tergadaikan

Implementasi ini membutuhkan peran guru. Dalam proses pembelajaran, guru harus menempatkan diri sebagai sumber belajar, fasilitator belajar, pengelola pembelajaran, pembimbing, motivator dan evaluator belajar. Guru sebagai pengelola belajar berarti guru berperan merencanakan, mengorganisasikan melaksanakan dan mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Guru sebagai fasilitator belajar berarti guru sebagai pemberikemudahan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya dalam berbagai bentuk model pendidikan holistik berbasis karakter mengunakan kurikulum berkarakter atau yang dikenal dengan “Kurikulum Holistik Berbasis Karakter” (Character-based Integrated Curriculum), yang merupakan kurikulum terpadu yang “menyentuh” semua aspek kebutuhan anak, kurikulum yang terkait, tidak terkotak-kotak dan dapat merefleksikan dimensi, keterampilan, dengan menampilkan tema-tema yang menarik dan kontekstual.

Baca Juga:  The Next Walikota Bengkulu (1); Dipanggil Dedy Takziah
1 2

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan